REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan Bonnie Triyana mengatakan sosialisasi dan edukasi tentang penggunaan masker harus terus dilakukan secara masif dan kreatif untuk membangkitkan kesadaran masyarakat guna mencegah penularan pandemi Covid-19.
"Karena semakin mereka nggak tahu, semakin mereka abai," kata Bonnie dalam konferensi pers bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 di Graha BNPB Jakarta, Jumat (28/8).
Ia mengatakan berdasarkan sejarah, pandemi sejenis flu telah beberapa kali melanda dunia. Dan setiap kali pandemi itu terjadi, sosialisasi tentang pentingnya memakai masker juga direspons berbeda-beda oleh masyarakat di seluruh belahan dunia. Ada yang patuh, tetapi banyak pula yang tidak mengindahkan sosialisasi tersebut.
Oleh karena itu, belajar dari sejarah, ia menilai respons masyarakat terhadap sebuah sosialisasi, terutama sosialisasi tentang penggunaan masker dan protokol kesehatan lainnya, sangat tergantung pada tingkat pengetahuan masyarakat atas wabah yang sedang terjadi.
"Jadi kalau melihat sejarah, respons masyarakat itu sangat tergantung pada pengetahuan mereka atas wabah yang terjadi. Dan itu juga terjadi di beberapa negara, salah satunya Kanada," kata dia.
Bonnie mengatakan saat masyarakat Kanada diwajibkan menggunakan masker guna mencegah penyebaran wabah flu Spanyol, banyak di antara mereka tidak mengindahkan mandatori tersebut. Hal itu karena tingkat kesadaran dan pengetahuan mereka terhadap wabah atau penyakit sangat rendah.
Belajar dari sejarah di masa lalu, Bonnie berpesan agar sosialisasi dan edukasi pentingnya memakai masker dan menerapkan protokol kesehatan lainnya perlu terus dilakukan sehingga masyarakat semakin memahami kondisi yang sedang terjadi. Hal itu dapat mendorong kesadaran mereka ikut aktif melawan pandemi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Jadi sosialisasi pengetahuan tentang wabah ini sendiri perlu terus diberikan dengan cara se-kreatif mungkin sehingga menarik perhatian banyak kalangan, dan tentu saja secara masif," kata Bonnie.
