REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan seluruh komunitas riset dan inovasi serta lembaga yang melakukan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan harus memperkuat kolaborasi riset dan menghilangkan egoisme keilmuan. Kolaborasi dan sinergi itu diperlukan untuk menciptakan berbagai hasil riset dan inovasi yang menjawab berbagai permasalahan bangsa dan membawa kemajuan bagi Indonesia.
"Tidak boleh ada namanya egoisme keilmuan," kata Menristek Bambang saat menghadiri kuliah ilmiah LIPI Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XX, di Jakarta, Jumat (28/8).
Bambang mengatakan semua disiplin ilmu harus saling mengisi untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa, termasuk pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. "Saat ini sesuai kebutuhan kita benar-benar berupaya mencari segala macam cara untuk menangani pandemi, baik vaksin, obat, alat kesehatan, berbagai terapi yang diperlukan agar pandemi ini segera teratasi," kata Bambang.
Dia mengapresiasi seluruh peneliti dan ilmuwan yang mendedikasikan ilmu, waktu dan energi untuk menangani permasalahan bangsa terutama pandemi COVID-19. "Saya harapkan sinergi dan kolaborasi antara individu peneliti dan antarlembaga," tuturnya.
Dia juga mengatakan lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK) yang berada di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi harus semakin memperkuat sinergi dan kolaborasi. Menristek tidak ingin ada hambatan egoisme keilmuan di antara LPNK termasuk di dalamnya LIPI, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
"Semua ilmuwan Indonesia bekerja bersama," ujarnya.