Jumat 28 Aug 2020 22:15 WIB

Tim Unpad: Produksi Vaksin Paling Cepat Februari-Maret 2021

Tim penelitian uji vaksin Covid menyerahkan kepada pemerintah soal produksi massal.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19, Prof Kusnandi Rusmil.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19, Prof Kusnandi Rusmil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim penelitian uji vaksin Covid-19, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran (Unpad) menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah terkait rencana produksi massal vaksin Covid-19 Sinovac. Namun, terlebih dahulu uji klinis vaksin harus tuntas dan selesai agar dapat diketahui hasilnya.

"Kalau hasil uji klinis bagus ya diproduksi secara massal oleh Bio Farma karena akan digunakan oleh rakyat kita. Uji cobanya mesti selesai dulu," ujar Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19, Prof Kusnandi Rusmil saat dihubungi, Jumat (28/8).

Baca Juga

Ia menegaskan, penelitian uji klinis vaksin harus terlebih dahulu selesai untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Menurutnya, produksi massal diperkirakan paling cepat pada Februari-Maret 2021 mendatang.

"Ya biasanya selesai dululah (uji klinis) mungkin paling cepat kita lakukan massal Februari Maret lah. Saya enggak tahu rencana pemerintah gimana, tadinya rencana di daerah banyak dulu (kasus) Bandung, Yogya, Semarang. Kantong yang banyak dulu lama-lama baru semuanya menekan kejadian covid-19," katanya.

Kusnandi menegaskan, pihaknya fokus melakukan penelitian uji klinis vaksin sedangkan kebijakan produksi masal berada di tangan departemen kesehatan. "Itu kebijakan departeman kesehatan, saya gak ikut-ikut saya meneliti vaksin," katanya.

Ia mengatakan, uji klinis vaksin dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan dan anti bodi yang muncul. Selanjutnya, katanya hasilnya akan diserahkan kepada Bio Farma yang akan memproduksi massal atau tidak.

photo
karikatur 290 Juta vaksin Corona - (Daan Yahya/Republika)

Kusnandi Rusmil menambahkan, saat ini vaksin Covid-19 dari luar negeri sudah ada. Namun, penggunaan vaksin yang akan diproduksi oleh dalam negeri akan lebih murah.

"Sebetulnya sudah ada vaksin (Covid-19) buatan luar sudah jadi, di Cina, ada dari WHO. Ada orang rebutan bikin vaksin supaya dapat untung. Kalau Bio Farma selesainya awal Januari," katanya.

Manager Penelitian Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19, Eddy Fadliana mengatakan, sudah sebanyak 248 orang relawan yang telah di suntik vaksin. Menurutnya, semua relawan tersebut tidak menunjukkan gejala sakit atau reaksi yang berat.

"Sudah ada 248 orang di suntik, 21 orang sudah disuntik dua kali dan tidak ada gejala yang gawat," ujarnya.

Ia melanjutkan, selama enam bulan ke depan para relawan akan dipantau terkait tingkat keamanan vaksin dan anti bodi yang muncul setelah disuntik. Terkait dengam produksi massal di akhir tahun, menurutnya hal tersebut merupakan kewenangan BPOM.

"Akhir tahun di produksi itu kewenangan BPOM, kita hanya melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat keamanan dan anti bodi selama enam bulan (tidak ada yang sakit karena Covid-19)," ungkapnya.

photo
Mengapa Vaksin Itu Penting? - (UGM)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement