REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Coca-Cola pada akhirnya bergabung dengan daftar perusahaan besar Amerika Serikat (AS) lainnya yang terdata akan memangkas ribuan pekerjanya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menghadapi krisis karena terdampak pandemi Covid-19.
Coca-Cola berencana menawarkan redundansi sukarela kepada empat ribu pekerjanya di AS, Kanada, dan Puerto Rico. “Program sukarela diharapkan dapat mengurangi jumlah pengurangan pekerja tidak disengaja,” kata perwakilan perusahaan dikutip dari Reuters, Jumat (28/8).
Selain itu, Coca-cola memprediksi program pesangon global akan menimbulkan biaya sekitar 350 juta dolar AS hingga 550 juta dolar AS. Selain di wilayah tersebut, Coca-Cola juga berencana menawarkan kesepakatan serupa di cabang lainnya.
Coca-Cola terpaksa mengambil langkah tersebut karena harus berjuang melawan pukulan karena menurunnya penjualan secara drastis. Akibat pandemi Coid-19, banyak bar, restoran, dan bioskop tutup dan pada akhirnya menurunkan penjualan secara drastis.
Rencana untuk memangkas pekerja muncul saat sejumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran pada pekan lalu. Terlebih, pemerintah AS mengkonfirmasi ekonomi mengalami kontraksi paling tajam dalam setidaknya 73 tahun pada kuartal kedua.
Coca-Cola pada bulan lalu juga melaporkan penurunan penjualan pada kuartal kedua sebanyak 28 persen. Kondisi tersebut paling berat karena penutupan restoran, bioskop, dan tempat olahraga karena pandemi Covid-19.