Senin 31 Aug 2020 10:54 WIB

Setu Mangga Bolong Ikut Dikeruk

Setu Mangga Bolong seluas 13 hektare ini belum sepenuhnya dilakukan pembebasan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Peringatan agar warga menjauhi lokasi pengerukan Setu Babakan di Jaksel, Ahad (24/8).
Foto: Shabrina Zakaria
Peringatan agar warga menjauhi lokasi pengerukan Setu Babakan di Jaksel, Ahad (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) tengah melakukan pengerukan di Setu Mangga Bolong, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pengerukan tersebut dilakukan untuk meningkatkan fungsi dari setu.

“Program di Setu Mangga Bolong yaitu meningkatkan fungsi dari setu sebagai tangkapan air, pengendali banjir, dan penambahan daya tampung,” kata Kepala Suku Dinas SDA, Mustajab ketika dihubungi Republika, Ahad (30/8).

Mustajab menjelaskan, Suku Dinas SDA Jakarta Selatan telah memperbaiki pintu air outlet dan inlet di waduk Setu Mangga Bolong. Selain itu, sodetan dari saluran penghubung yang terletak di bawah RW 09 Srengseng Sawah juga dilakukan pengerukan.

Sedimen yang terdapat di Setu Mangga Bolong, dikatakan Mustajab cukup tebal. Sehingga pengerukan atau penggalian akan dilakukan maksimal sedalam tiga hingga lima meter.

Setu seluas 13 hektare ini belum sepenuhnya dilakukan pembebasan. Namun, Mustajab mengatakan bagian yang sudah dilakukan pembebasan tetap dikeruk Suku Dinas SDA sejak Juli 2020. Sejak awal Agustus, tahap pengerukan sudah mencapai pembuangan sedimen. “Perkiraan selesai Desember 2020,” tutur Mustajab.

Di waktu yang bersamaan, Suku Dinas SDA Jakarta Selatan juga kerap melakukan pemeliharaan terhadap saluran mikro, makro, penghubung, kali dan sungai di Jakarta Selatan dalam program ‘Grebek Lumpur’. Hal tersebut dilakukan demi mengantisipasi ancaman genangan dan banjir, yang biasa terjadi di DKI Jakarta saat musim hujan turun.

Mengenai genangan, Suku Dinas SDA Jakarta Selatan pengerukan pada saluran air yang tersebar di sepuluh kecamatan di Jakarta Selatan. Terutama pada beberapa jalan yang paling sering tergenang air. Seperti di Jalan Kebagusan, Jalan Haji Saikin, dan Jalan Bungur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement