REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Penasihat senior Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Jared Kushner, menyatakan, penerbangan pertama pesawat komersial Israel ke Uni Emirat Arab (UEA) dilakukan pada Senin (31/8). Penerbangan tersebut dapat terjadi setelah 13 Agustus lalu kedua negara menormalkan hubungan.
"Saya berdoa kemarin di Tembok [Barat] agar Muslim dan Arab dari seluruh dunia akan menyaksikan penerbangan ini dengan menyadari bahwa kita semua adalah anak-anak Tuhan dan bahwa masa depan tidak harus ditentukan sebelumnya oleh masa lalu," kata Kushner sebelum menaiki pesawat seperti dilansir Jerusalem Post.
Pernyataan yang hampir mirip pun disampaikan oleh Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, menjelang penerbangan. "Ada harapan nyata untuk perdamaian setelah bertahun-tahun membangun infrastruktur politik dan diplomatik," katanya.
Dalam perbincangan dengan perwakilan delegasi Israel, Gantz menyatakan, mereka yang terbang diberi hak istimewa bersejarah untuk ikut serta dan mewakili rakyat Israel. "Ini adalah momen harapan nyata untuk perdamaian. Mata kami tertuju pada Anda dengan harapan akan berita nyata," ujarnya.
Check-in untuk penerbangan LY 971 dibuka tidak lama setelah pukul 07.00 waktu setempat. Nomor penerbangan dan tujuan ditampilkan di layar di atas setiap meja yang dioperasikan. Namun, penerbangan tersebut tampaknya tidak terdaftar di papan keberangkatan utama di bandara.
Pilot penerbangan dari Tel Aviv ke Abu Dhabi, Tal Becker, mengatakan kepada orang-orang yang berkumpul melalui interkom mengumumkan penerbangan tersebut. "Untuk pertama kalinya sebuah pesawat Israel dengan bendera Israel akan terbang di atas Arab Saudi dan mendarat di UEA, lebih dari tiga jam, bukan tujuh jam," ujarnya.
"Ini adalah peristiwa bersejarah lainnya untuk El Al seperti ketika perdamaian ditandatangani antara Yerusalem dan Kairo dan Amman. Semoga kita semua salaam, damai, dan shalom," kata Becker.
Selain menjadi penerbangan El Al pertama dari Israel ke UEA, maskapai penerbangan ini juga pertama kali terbang di atas wilayah udara Arab Saudi. Seperti yang disinggung pilot pesawat, berkat izin tersebut, penerbangan hanya memakan waktu tiga jam 13 menit.
Menurut laporan The Jerusalem Post, seorang pilot El Al yang tidak akan berada di pesawat itu menyatakan, maskapai tersebut kemungkinan menerima lampu hijau untuk terbang di atas Arab Saudi karena pejabat AS di dalamnya. Namun, El Al tidak akan mengakuinya secara terbuka karena alasan keamanan.
Kemeriahan terlihat jelas sejak di ruang tunggu bandara, tempat pejabat Israel dan jurnalis berbaur membahas rencana kunjungan tersebut. Kondisi semakin ramai ketika rombongan delegasi Amerika Serikat dan Israel memasuki ruangan untuk menaiki pesawat yang dihiasi dengan kata "damai" dalam bahasa Arab, Ibrani dan Inggris untuk menghormati momen bersejarah tersebut.
Delegasi Israel dipimpin oleh Penasihat Keamanan Nasional, Ben-Shabbat. Dia membawa beberapa pejabat tinggi lain di samping sektor kesehatan, seperti Direktur Jenderal sementara Kantor Perdana Menteri Ronen Peretz, Sekretaris Kabinet Tzahi Braverman, Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Alon Ushpiz, Direktur Jenderal Kementerian Sains dan Teknologi Shai-Li Shpigelman, direktur jenderal Kementerian Ekonomi David Lefler, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Chezy Levy, dan Direktur Jenderal Direktorat Siber Nasional Israel Yigal Unna.
Sedangkan delegasi AS dipimpin oleh Kushner. Dia didampingi oleh Penasihat Keamanan Nasional AS, Robert O'Brien, Perwakilan Khusus AS untuk Negosiasi Internasional, Avi Berkowitz dan utusan AS untuk Iran, Brian Hook.
Pejabat pertahanan Israel tidak akan ambil bagian dalam delegasi Senin. Mereka akan pergi ke Abu Dhabi secara terpisah dalam beberapa minggu mendatang setelah UEA mengadakan pertemuan publik pertama dengan Israel tentang masalah sipil.