Rabu 02 Sep 2020 08:19 WIB

Puan Dorong Percepatan Penemuan dan Pengadaan Vaksin Covid

Puan juga meminta pemerintah memastikan vaksin yang diedarkan vaksin halal

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Esthi Maharani
Ketua DPR Puan Maharani
Foto: DPR
Ketua DPR Puan Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Puan Maharani mendorong percepatan penemuan pengadaan vaksin Covid-19. Hal tersebut disampaikan Puan dalam pidato peringatan HUT ke-75 DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/9).

"Apabila vaksin telah tersedia maka pemerintah agar memfasilitasi pemberian vaksin kepada masyarakat yang tidak mampu dan beresiko tinggi," kata Puan dalam pidatonya.

Selain itu, ia juga meminta agar pemerintah memastikan bahwa vaksin yang diedarkan nantinya merupakan vaksin yang halal dan aman untuk masyarakat. Ia juga mengajak seluruh anggota DPR RI untuk memperkuat gotong royong dalam menangkal penyebaran Covid-19 serta membangun ketahanan sosial rakyat indonesia.

"Saat ini menjadi panggilan sejarah bagi kita semua anggota DPR RI 2019-2024 untuk ikut mengambil peran dan tanggung jawab dalam menghadirkan negara yang mensejahterakan rakyat Indonesia, memajukan Indonesia, dan mempersatukan Indonesia," ungkapnya.

Sebelumnya Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan bahwa pihaknya yang tergabung dalam Konsorium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN tengah mengembangkan Vaksin Merah putih untuk Covid-19. Rencananya, vaksin tersebut dapat diproduksi massal pada 2022.

“Diharapkan awal tahun 2022 vaksin Merah Putih dapat diproduksi massal,” ujar Amin dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Senin (31/8).

Dalam forum tersebut ia juga menjelaskan perkembangan pengembangan Vaksin Merah Putih, hingga minggu ke-4 Agustus. Amin menjelaskan, penyiapan koleksi Gen target untuk sel mamalia sudah dilakukan.

“Sehingga didapat gen S, gen S1, gen RBD, dan gen N. Semua sudah masuk proses tranfeksi ke sel mamalia,” ujar Amin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement