REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Manajemen PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (PT BIJB) terus melakukan efisiensi sesuai arahan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Arahan efisiensi sendiri disampaikan Kepala Biro BUMD dan Investasi Setda Provinsi Jawa Barat, I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka pada manajemen yang mengelola bandara Kertajati, Majalengka tersebut.
Menurut I Gusti Agung, di masa pandemi BUMD yang ada harus melakukan refocusing dan regrowing menggunakan skema capaian program. Manajemen juga diminta untuk terus menganalisis peluang bisnis yang bisa dikembangkan selama masa pandemi. “Kami memberikan keleluasaan,” ujar I Gusti di Bandung, Kamis (3/9).
Sementara menurut Direktur Utama PT BIJB Salahudin Rafi, arahan Biro BUMD dan Investasi terus dijalankan pihaknya. Menurutnya selama pandemi Covid-19 dan penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) manajemen sudah mengambil inisiatif untuk melakukan penghematan.
“Kondisi seperti ini ada arahan efisiensi kami lakukan. Sejak operasional penerbangan berhenti, jam operasional bandara sudah berkurang. Untuk AC dan lampu sudah kita matikan,” katanya.
Salahudin juga memastikan kegiatan karyawan BIJB mulai berkurang sejak penerapan sistem kerja di rumah selama pandemi dan AKB. Para karyawan menurutnya kini berada dalam status stand by call. “Jadi kalau dibutuhkan, kita kontak, dan karyawan siap. Ini juga dalam rangka efisiensi,” kata Rafi.
Upaya penghematan, kata dia, akan terus berjalan sambil menunggu kebangkitan penumpang transportasi. Menurutnya Agustus-September ini penumpang yang memakai pesawat belum akan tumbuh tinggi. “Rata-rata masih di bawah 30 persen, kursi yang terisi belum sampai 100,” katanya.
Meskipun melakukan penghematan, Rafi memastikan manajemen terus mematangkan rencana penerbangan umroh yang ditargetkan bisa digelar pada Oktober-November mendatang. Pihaknya juga sudah mulai melakukan persiapan-persiapan untuk keberangkatan Haji 2021. “Sudah kami siapkan. Nah, sekarang penghematan terus dilakukan sambil menguatkan strategi pemulihan bisnis,” katanya.