Kamis 03 Sep 2020 18:07 WIB

Perdana Menteri Norwegia Justru Bela Perobek Alquran  

Perdana Menteri Norwegia menilai perobekan Alquran bentuk kebebasan ekspresi.

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, menilai perobekan Alquran bentuk kebebasan ekspresi.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, menilai perobekan Alquran bentuk kebebasan ekspresi.

REPUBLIKA.CO.ID, NORWEGIA – Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, membela peserta unjuk rasa yang telah merobek lembaran-lembaran Alquran. Unjuk rasa dilakukan di dekat parlemen di Oslo, Norwegia pada Sabtu (29/8) lalu.

 

Baca Juga

Solberg bahkan menyebutkan, bahwa aksi merobek lembaran halaman-halaman Alquran sebagai bentuk kebebasan berpendapat. Sehingga menurut dia, pengunjukrasa memiliki hak untuk mengungkapkannya.

 

"Saya sangat khawatir bahwa kebebasan berbicara, yang sangat kami bela di Norwegia, dapat dialami secara berbeda di negara lain, atau mungkin dianggap bahwa kami tidak peduli dengan pandangan yang dimiliki SIAN, karena kami lakukan," ujar Solberg dilansir dari 5Pillarsuk pada Kamis (3/9).

 

Solberg sendiri mengaku memisahkan diri dari apa yang sedang diperjuangakan kelompok Stop Islamisasi di Norwegia (SIAN) tersebut. Hanya saja ia turut terluka apa yang diperjuangkan kelompok tersebut tentang kepercayaan di Norwegia.

 

"Saya pikir sangat menyakitkan mendengar bagaimana mereka berbicara tentang orang-orang yang tinggal di negara ini, berbicara tentang kepercayaan orang-orang yang tinggal di negara ini," ujarnya.

 

Untuk diketahui, unjuk rasa dilakukan oleh kelompok SIAN yang menolak berkembangnya Islam di Norwegia. Dalam aksi tersebut, terlihat seorang wanita merobek halaman-halaman Alquran serta meludahinya.

 

Polisi mengamankan sebanyak 29 orang peserta unjuk rasa. Beberapa di antaranya anak di bawah umur turut mengikuti unjuk rasa.

 

Aksi serupa juga terjadi di kota Malmo, Swedia pada Jumat sebelumnya. Di mana  pengunjuk rasa bentrok dengan polisi setelah ekstremis sayap kanan membakar Alquran.

 

Stop Islamization of Norway didirikan pada 2008 dengan tujuannya untuk melawan Islam, yang didefinisikan sebagai ideologi politik totaliter yang melanggar Konstitusi Norwegia serta nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan.

 

Kebebasan berekspresi adalah ide yang diterima secara luas dan populer di Norwegia. Menurut Indeks Kebebasan Pers Dunia, Norwegia selalu berada di peringkat teratas mengenai kebebasan berekspresi.

 

Islam adalah agama terbesar kedua di Norwegia setelah Kristen. Pada 2019, Statistik Norwegia mencatat bahwa 175.507 Muslim tinggal di Norwegia atau 3,29 persen dari total populasi.

 

 

 

Sumber:   Sumber: https://5pillarsuk.com/2020/09/01/norwegian-pm-defends-protestors-right-to-desecrate-quran/    

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement