REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah tes corona di Indonesia masih jauh di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Baru mencapai 45 persennya. Kendati demikian, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengaku optimistis Indonesia bisa memenuhi standar WHO.
"Jumlah laboratorium yang mampu melakukan pengetesan sudah di atas 300. Indonesia mampu untuk mencapai target tersebut meskipun perlu bertahap," kata Wiku ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (7/9).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang disediakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah laboratorium untuk tes corona per hari ini sudah mencapai 320.
Namun, Wiku tak menanggapi pertanyaan Republika terkait langkah yang akan ditempuh pemerintah untuk mencapai standar tes WHO. Termasuk pertanyaan soal ketersediaan reagen. Reagen adalah ekstraksi yang digunakan dalam pengecekan spesimen.
Standar tes corona yang ditetapkan WHO adalah 1.000 orang dites per 1.000.000 penduduk per pekan. Berarti, dengan jumlah penduduk 260 juta lebih, setidaknya Indonesia harus melakukan tes corona terhadap 260.000 penduduk per pekan.
Namun, berdasarkan data Kemenkes, dalam sepekan terakhir (1-7 September) Indonesia baru melakukan tes terhadap 120.510 orang. Artinya, baru sekitar 45 persen dari standar tes WHO.
Tak hanya soal memenuhi standar WHO, jumlah tes Covid-19 di Indonesia juga timpang antar daerah. Provinsi dengan jumlah tes terbanyak adalah DKI Jakarta, yakni 49.587 tes dalam sepekan terakhir.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menegur Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terkait ketimpangan tersebut. Sebab, kondisi ini membuat sebaran Covid-19 di daerah tidak bisa dilihat secara nyata. Terawan pun diminta membuat desain perencanaan tes corona yang lebih baik.
"Menyangkut berapa jumlah laboratorium yang harus ada di sebuah provinsi, berapa reagen yang harus terdistribusi pada sebuah provinsi. Perencanaan itu kita perlukan sehingga kelihatan nanti, kasus-kasus positif ini berada di wilayah atau provinsi yang mana," ujar Jokowi dalam pengantar sidang kabinet paripurna, Senin.