REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE -- Sebanyak 297 muslim etnis Rohingya terdampar di perairan laut Aceh, tepatnya di kawasan Pantai Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh pada Senin (7/9).
Para pencari suaka tersebut merapat ke daerah "Tanah Rencong" sekitar pukul 01.00 WIB, dengan menumpangi kapal kayu jenis JT TRN.U 11/00. Saat merapat ke bibir pantai, mereka langsung berhamburan keluar dari kapal menuju pemukiman warga setempat. Selanjutnya, warga dan petugas mengamankan dan mengumpulkan seluruh imigran Rohingya tersebut.
Juru Bicara Satgas Penanganan Pengungsi Rohingya, Marzuki, mengatakan hasil rapat Forkopimda Kota Lhokseumawe bahwa sementara waktu para imigran Rohingya ditempatkan di Balai Latihan Kerja (BLK), Desa Meunasah Mee Kandang, Kecamatan Muara Dua.
"Para pengungsi dipindahkan ke BLK Lhokseumawe, namun sebelumnya akan dilakukan rapid test (tes cepat) karena mengingat saat ini dalam masa pandemi Covid-19," kata dia.
Ia menyebutkan hasil pendataan sementara, jumlah imigran Rohingya tersebut sebanyak 297 orang, di antaranya 181 perempuan, 102 laki-laki, dan 14 anak-anak.
"Dari informasi yang sudah masuk bahwa ada satu orang imigran Rohingya mengalami sesak napas dan saat ini sudah dibawa ke RSU Cut Meutia," katanya.
Atas alasan kemanusiaan, Pemerintah Kota Lhokseumawe menyatakan bersedia menampung ratusan imigran Rohingya tersebut, namun untuk kebijakan selanjutnya akan diputuskan kembali dalam rapat bersama unsur forkopimda.
"Forkopimda akan melakukan rapat kembali terkait imigran Rohingya tersebut, apakah nantinya akan ditampung ataupun tidak," kata dia.
Sebelumnya, masih di tengah pandemi Covid-19, tepatnya pada Juni lalu, sebanyak 99 etnis Rohingya juga terdampar di Pantai Lancok Kabupaten Aceh Utara. Hingga kini, mereka masih ditampung di BLK Kandang Lhokseumawe.