Selasa 08 Sep 2020 15:18 WIB

Dewan: Kerja Sama Yunani dan Prancis Kesalahan Fatal

Yunani merangkul Prancis dalam perseteruannya melawan Turki.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Wilayah ladang gas dan minyak lepas pantai di Medite timur yang disengkatakan Yunani dan Turki.
Foto: google.com
Wilayah ladang gas dan minyak lepas pantai di Medite timur yang disengkatakan Yunani dan Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Anggota Parlemen Yunani untuk Partai Komunis Yunani, Liana Kanelli mengkritik Athena yang sepenuhnya menaruh kepercayaan kepada Prancis. Dia menyebut kerja sama Athena dan Prancis sebagai sebuah kesalahan fatal.

Kanelli mengatakan, mereka harus mengingat sikap mantan Presiden Prancis Giscard d'Estaing yang awalnya mendukung Yunani masuk ke Uni Eropa. Namun kemudian d'Estaing mengatakan, masuknya Yunani ke Uni Eropa harus ditangguhkan karena kebijakan moneternya.

Baca Juga

D’Estaing menyebut adopsi Euro oleh Yunani pada 2001 sebagai "kesalahan". Dia mengklaim para pemimpin Yunani tidak ingin atau berencana mengikuti kebijakan zona euro dalam membatasi utang dan defisit.

“Tidak ada yang datang ke Yunani karena mereka mencintai kami. Mereka tidak mati untuk kepentingan Yunani," ujar Kanelli, dilansir Daily Sabah, Selasa (8/9).

Sebelumnya, seorang pejabat Pemerintah Yunani mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa Yunani sedang dalam pembicaraan dengan Prancis dan negara-negara lain mengenai akuisisi jet tempur. Yunani juga telah mencoba selama lebih dari satu dekade untuk mengonsolidasikan dan memprivatisasi perusahaan pertahanannya yang merugi.

Mitsotakis akan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Corsica pada Kamis, sebelum KTT para pemimpin Eropa Selatan (MED7) di pulau Corsica, Prancis. "Kedua pemimpin diperkirakan akan membahas hubungan Uni Eropa dengan Turki yang sedang tegang," kata kantor Macron.

Ankara saat ini berhadapan dengan Yunani dan Siprus atas hak eksplorasi minyak dan gas di Mediterania timur. Yunani dan Turki telah mengerahkan angkatan laut dan udara untuk menegaskan klaim mereka di wilayah tersebut.

Yunani dan Turki berada di ambang perang tiga kali sejak pertengahan 1970-an, termasuk satu kali perselisihan atas hak eksplorasi di Laut Aegea. Perselisihan saat ini meningkat ketika Turki mengirim kapal penelitian seismik Oruc Reis disertai dengan kapal perang.

Armada itu diturunkan untuk mencari cadangan minyak dan gas di daerah antara Siprus dan Pulau Kreta Yunani yang diklaim Athena sebagai wilayah kontinennya. Yunani mengirim kapal perangnya ke daerah itu dan meningkatkan kesiagaan militernya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement