Senin 14 Sep 2020 17:34 WIB

Jubir Klaim Keterisian Tempat Tidur Sesuai Aturan WHO

Ketersediaan tempat tidur masih dapat antisipasi lonjakan 20 persen pasien Covid-19.

Petugas medis memeriksa ruang isolasi darurat di Stadion Patriot Candrabhaga yang disiapkan untuk menjadi fasilitas karantina bagi orang-orang yang menunjukkan gejala COVID-19 di tengah wabah baru virus Corona di Bekasi di pinggiran Jakarta, Indonesia, Rabu, 9 September 2020.
Foto: AP/Achmad Ibrahim
Petugas medis memeriksa ruang isolasi darurat di Stadion Patriot Candrabhaga yang disiapkan untuk menjadi fasilitas karantina bagi orang-orang yang menunjukkan gejala COVID-19 di tengah wabah baru virus Corona di Bekasi di pinggiran Jakarta, Indonesia, Rabu, 9 September 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Pemerintah dr Reisa Broto Asmoro menekankan jumlah bed occupancy ratio atau ketersediaan tempat tidur di rumah sakit seluruh Indonesia sudah sesuai. Yakni seperti ketentuan organisasi kesehatan dunia atau WHO.

"Dari informasi Kementerian Kesehatan, bed occupancy ratio atau ketersediaan tempat tidur di seluruh RS di Indonesia dalam kondisi aman sesuai ketentuan WHO," kata Reisa dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (14/9).

Baca Juga

Reisa mengatakan ketersediaan tempat tidur di seluruh RS di Indonesia dapat mengantisipasi lonjakan 20 persen pasien Covid-19. "Jumlah tempat tidur dapat mengantisipasi jika terjadi lonjakan 20 persen. Tapi, kita tidak mengharapkan itu terisi ya," ujar Reisa.

Dia mengatakan jumlah akumulasi kasus positif Covid-19 hingga 14 September 2020 sebanyak 221.523 kasus. Namun jika melihat kasus aktif, terjadi penurunan di beberapa tempat.

"Jumlah kasus aktif hari ini 54.277, dibandingkan hari sebelumnya 54.649 kasus. Angka ini per 14 September 2020, pukul 12.00 WIB," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement