REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag), KH Zainut Tauhid Sa'adi membuka Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Sabtu (19/9) malam. Seremonial pembukaan MTQ VIII yang ditandai pemukulan bedug ini berlangsung di Dataran Gurindam Dua Belas Tanjungpinang.
Wamenag mengatakan, MTQ adalah bagian dari budaya bangsa Indonesia yang mengakar dari desa hingga nasional. Semarak MTQ sangat terasa bahkan hingga desa. Acara ini bukan hanya ramai dalam jumlah, namun juga sarat akan nilai-nilai kebersamaan dan kerukunan.
Menurutnya, meski MTQ ini identik dengan Islam, namun dalam pelaksanaannya juga melibatkan banyak sosok dari berbagai agama. Inilah yang menjadikan MTQ bukan hanya sebagai syiar Islam, namun juga syiar rukun untuk seantero negeri.
"Maka, pada momentum MTQ tahun ini, mari kita pertegas nilai-nilainya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Siapapun yang terlibat dalam event MTQ ini sesungguhnya tengah mendengarkan firman Allah dan juga titah agama untuk tetap menjaga keberislaman dalam bingkai berbangsa dan bernegara. Kerukunan, toleransi dan gotong royong, mari kita jaga dan rawat agar senantiasa menjadi perekat dalam keberagaman," kata Wamenag melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Ahad (20/9).
Ia mengatakan, di tengah wabah Covid-19 tentunya semua orang harus meningkatkan kewaspadaan serta kepatuhan terhadap aturan yang diterbitkan pemerintah. Wamenag juga berharap, MTQ dapat melanjutkan tradisi melahirkan bibit-bibit ahli Alquran yang handal.
Ia mengingatkan, pembinaan berkelanjutan menjadi pekerjaan rumah semua pihak untuk melahirkan talenta-talenta terbaik di bidang MTQ. "Kita memiliki banyak masjid, Perguruan Tinggi Islam dan juga pesantren. Inilah kawah candradimuka yang harus dikembangkan untuk melahirkan insan-insan terbaik di bidang Alquran," jelasnya.
Secara khusus, Wamenag mengapresiasi masyarakat Kepri. Menurutnya ada banyak jejak para ulama dan budayawan yang lahir dari bumi Kepri dan jejaknya masih tertulis hingga sekarang. Di Tanjungpinang ini ada makam tokoh besar, Raja Haji Fisabilillah, sosok yang telah menginspirasi bangsa ini untuk merdeka.
Di Kepri juga ada Masjid Raya Sultan Riau atau disebut juga Masjid Sultan Riau. Ini adalah salah satu jejaknya dan menjadi saksi dakwah Islam di tanah Melayu sekaligus jejak para pejuang di tanah Kepri.
"Di masjid ini masih tersimpan kitab-kitab dan Alquran hasil tulisan tangan, dan itu menjadi saksi betapa jejak kecintaan terhadap Alquran telah tumbuh sejak dahulu di kalangan masyarakat Kepulauan Riau," ujarnya.
Hal senada disampaikan Gubernur Kepri, Isdianto. Menurutnya MTQ adalah kegiatan keagamaan yang telah membudaya di Indonesia, termasuk di Kepri, dimulai dari desa, kecamatan, kabupaten/ kota, provinsi, nasional dan internasional. Tujuan MTQ untuk menumbuhkembangkan minat baca Alquran masyarakat.
MTQ Kepri melibatkan 15 Dewan Hakim Nasional dengan penilaian berbasis IT. Tujuannya, agar hasilnya mudah diakses masyarakat sehingga lebih transparan. Panitia MTQ Kepri menyiapkan sejumlah hadiah. Juara satu akan mendapatkan hadiah Rp 50 juta, juara dua Rp 40 juta, dan juara tiga mendapatkan Rp 30 juta.
Protokol Kesehatan
Di tengah pandemi Covid-19, MTQ VIII Kepri digelar dengan menerapkan protokol kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep Yudiana melaporkan, panitia telah melakukan rapid test kepada seluruh panitia, peserta, dewan hakim, panitera, petugas lapangan, undangan dan stakeholders MTQ. Jumlahnya mencapai 1.505 orang.
Di lokasi acara dilaksanakan pemeriksaan suhu tubuh dan disediakan hand sanitizer di pintu masuk arena utama. Panitia juga melakukan pengaturan jarak aman. Sebanyak 500 anggota TNI, Polri dan Satpol PP dilibatkan untuk mengendalikan penerapan protokol kesehatan.