REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Selatan mengalami kekurangan stok kantong darah selama dua bulan ke belakang. Hal tersebut terjadi lantaran permintaan darah cenderung tinggi, namun tidak ada peningkatan penambahan stok darah.
“Kurang dua bulan, karena permintaan tinggi, sedangkan yang donor di Jakarta Selatan penambahannya biasa, ” ujar Humas PMI Jakarta Selatan, Dedet Haryadi saat dikonfirmasi, Ahad (20/9).
Untuk saat ini, Dedet belum bisa memastikan sisa jumlah kantong darah yang dimiliki PMI Jakarta Selatan. Namun dia mengatakan, dalam sehari bisa dibutuhkan 20 hingga 50 kantong darah. Sementara, stok kantong darah hanya ada 20 hingga 30 kantong per-hari dari 20 hingga 50 orang pendonor.
Maka dari itu pihaknya tetap melakukan sosialisasi melalui media sosial maupun door to door kepada seluruh masyarakat, khususnya di Jakarta Selatan agar tetap mendonorkan darah di tengah masa pandemi Covid-19.
Dedet mengatakan, selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) PMI Jakarta Selatan untuk sementara belum melaksanakan donor darah di masjid-masjid. “Untuk sementara ini, kita laksanakan donor darah di Markas PMI Pejaten,” tutur Dedet.
Pelaksanaan donor darah di masjid-masjid sempat digiatkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria akhir Agustus lalu. “Sebagaimana kita ketahui, PMI di DKI Jakarta setiap hari sebelum masa Covid-19 biasanya menerima lebih dari 1.000 kantong dari masyarakat pendonor. Sejak masa pandemi Covid-19, ini hanya mencapai 100 hingga 200 kantong,” kata Riza di Masjid Al-Istikmal, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel), Jumat (28/8).
Riza mengatakan, jangan sampai masyarakat baru mendonorkan darah ketik ada warga yang mendesak untuk dipenuhi kebutuhannya. Terutama bagi masyarakat yang tubuhnya masih tergolong sehat, sambung dia, ditekankan untuk melakukan donor darah.