Senin 21 Sep 2020 16:34 WIB

Soal Usulan Tunda Pilkada, Muhammadiyah: Hanya Beri Masukan

Sejumlah ormas Islam usulkan pilkada ditunda.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Soal Usulan Tunda Pilkada, Muhammadiyah: Hanya Beri Masukan. Foto: Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.
Foto: Dokumen.
Soal Usulan Tunda Pilkada, Muhammadiyah: Hanya Beri Masukan. Foto: Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan kekuatan masyarakat hanya memberi masukan yang objektif di atas realitas nyata pandemi Covid-19 yang semakin naik jumlah yang terpaparnya. Selebihnya terserah pemerintah, DPR, KPU, dan pihak yang punya otoritas terkait penyelenggaraan Pemilukada 2020.

"Yang penting pemerintah dan semua pihak tersebut benar-benar bertanggung jawab sepenuhnya atas segala konsekuensinya, jangan sampai banyak hal terjadi seperti sekarang, Covid-19 naik (angkanya) setelah new normal diberlakukan, yang ternyata tidak dapat dikendalikan," kata Prof Haedar kepada Republika, Senin (21/9).

Baca Juga

Ia mengatakan, Muhammadiyah sudah berbuat yang maksimal sekaligus memberi masukan bagaimana menghadapi Covid-19 yang jumlah naik. Maka Muhammadiyah sudah selesai kewajibannya menjalankan fungsi ormas.

 

Ia menyampaikan, bersyukur jika pemerintah siap menyelenggarakan Pemilukada di masa pandemi seperti Singapura, Jerman, Perancis, dan Korea Selatan yang peran pemerintahnya dan sistem kesehatannya sangat bagus. "Semoga Indonesia sebagus negara-negara maju tersebut dalam menyelenggarakan Pemilukada dan menghadapi dan mengendalikan Covid-19," ujar Prof Haedar.

Sebelumnya, dalam pernyataan pers Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 20/PER/I.0/H/2020 tentang penanganan pandemi Covid-19 yang dipublikasikan Senin (21/9). Muhammadiyah menyampaikan, terkait dengan Pemilukada 2020, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menghimbau KPU untuk segera membahas secara khusus dengan Kementerian Dalam Negeri, DPR, dan instansi terkait agar pelaksanaan Pemilukada 2020 dapat ditinjau kembali jadwal pelaksanaannya maupun aturan kampanye yang melibatkan kerumunan massa.

Muhammadiyah menyampaikan, di tengah pandemi Covid-19 dan demi keselamatan bangsa serta menjamin pelaksanaan yang berkualitas, KPU hendaknya mempertimbangkan dengan seksama agar Pemilukada 2020 ditunda pelaksanaannya sampai keadaan memungkinkan. Keselamatan masyarakat jauh lebih utama dibandingkan dengan pelaksanaan Pemilukada yang berpotensi menjadi klaster penularan Covid-19.

Di hari sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta KPU, pemerintah, dan DPR untuk menunda penyelenggaraan Pemilukada 2020 demi menjaga kesehatan rakyat.

"Meminta kepada Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, pemerintah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk menunda pelaksanaan tahapan Pilkada Serentak 2020 hingga tahap darurat kesehatan terlewati," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam pernyataan sikapnya di Jakarta, Ahad (20/9).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement