REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona negatif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (21/9). Indeks kehilangan 59 poin atau merosot tajam sebesar 1,18 persen ke level 4.999,36.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan, pasar saham domestik mendapat tekanan dari sentimen peningkatan kasus infeksi Covid-19 di berbagai negara.
"Kami melihat saat ini ancaman terbesar bagi pertumbuhan global adalah kebangkitan kembali pandemi, dimana pertumbuhan dan inflasi dikhawatirkan dapat mengejutkan penurunan di tahun mendatang," kata Nico dalam risetnya, Senin (21/9).
Dari dalam negeri, investor asing masih melakukan penjualan bersih hingga hari ini. Menurut Nico, hal tersebut ikut memberikan dampak psikologis terhadap investor. Dalam satu bulan terakhir aksi jual tersebut cukup massif terjadi.
Mengacu pada data sejak awal September, BBCA menjad saham yangbpaling banyak di jual investor asing sebesar Rp 4,6 triliun, disusul oleh BBRI sebesar Rp 1,1 triliun, BBNI sebesar Rp 910 miliar, ASII sebesar Rp 667 miliar, dan TLKM sebesar Rp 519 miliar.
"Hal tersebut memberikan tekanan terhadp IHSG dalam satu bulan ini dimana IHSG telah turun sebesar 4,71 persen secara bulanan," ujar Nico.
Sementara itu, sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah. Saham-saham yang mendominasi pelemahan di antaranya INTP, ACES, BBTN, EXCL, TKIM. Sedangkan saham-saham yang medominasi penguatan BSDE, TBIG, MIKA.
Adapun saham-saham yang mengalami kenaikan terbesar diantaranya SQMI, TGRA, WOWS, IRRA, dan FIRE. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya ASRI, BEST, MEDC, ACST, ENVY.
Mengacu pada historis perdagangan saham dalam satu pekan terakhir, Nico melihat adanya sebuah peluang penurunan jangka pendek pada sektor keuangan. "Meskipun saat ini minim sentimen negatif dari internal, fluktuasi dari pergerakan indeks eksternal maupun tekanan dari geopolitik cukup dapat membebani pergerakan indeks saham dalam negeri," kata Nico.