Selasa 22 Sep 2020 14:45 WIB

Doni: Tak Keluar Rumah Tetap Berpotensi Tertular Covid-19

7 persen pasien di Rumah Sakit terpapar Covid-19 meski beraktivitas di dalam rumah. 

Rep: Nawir Arsyad Akbar / Red: Ratna Puspita
Kepala BNPB selaku Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (tengah)
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Kepala BNPB selaku Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Nasional Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan menerapkan protokol Covid-19. Sebab, bahkan ketika berada di dalam rumah, masyarakat tetap berpotensi tertular virus tersebut.

Berdasarkan data pasien Covid-19 di Rumah Sakit Wisma Atlet, Jakarta, ada sekitar 7 persen pasien yang tertular meski mereka beraktivitas di dalam rumah. “Terdapat 7 persen mereka yang dirawat adalah orang yang tidak keluar rumah. Jadi bagi mereka yang tetap di rumah pun tetap waspada, harus hati-hati,” ujar Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Selasa (22/9).

Baca Juga

Guna menghindari adanya klaster keluarga baru, masyarakat diminta untuk memisahkan anggota keluarganya yang sering beraktivitas di luar. Agar penyebaran Covid-19 tak terjadi di dalam rumah.

“Inilah yang harus tetap kita ingatkan kepada masyarakat bahwa kelompok komorbid harus dipisahkan dari yang bekerja, yang bisa saja terpapar Covid-19, tetapi tidak mengalami gejala apa-apa," ujar Doni.

Selain itu, perlu adanya pemisahan anggota keluarga yang masih muda dengan yang memiliki penyakit bawaan (komorbid). Sebab, pasien Covid-19 di Jawa Timur yang meninggal disertai penyakit bawaan atau komorbid jumlahnya mencapai 91,9 persen.

"Kelompok rentan harus dipisahkan dari kelompok muda yang berpotensi menjadi carrier (pembawa virus) atau OTG," ujar Doni.

Ia menegaskan, bahaya Covid-19 itu nyata. Bahkan, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia melebihi batas rata-rata dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berdasarkan data pada 20 September lalu, angka kematian di Indonesia adalah sebesar 3,9 persen. "Ini (kasus Covid-19) nyata, fakta dan ini bukan rekayasa, bukan konspirasi," ujar Doni. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement