REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan akses jalan sepanjang 8,2 kilometer ke Pelabuhan Patimban dapat selesai pada Oktober 2020. Pelabuhan kontainer tersebut merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang dibangun untuk mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok yang sudah sangat tinggi.
“Saat ini progres konstruksi mencapai 98,3 persen dan ditargetkan selesai pada 30 Oktober 2020,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (24/9).
Basuki mengatakan, akses jalan tersebut merupakan kerja sama bilateral Indonesia-Jepang dengan skema pinjaman senilai Rp 1,2 triliun. Keberadaan Pelabuhan Patimban yang didukung oleh aksesnya dari jalan Pantura tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekspor.
“Terutama aktivitas ekspor yang bersumber dari kawasan industri di sekitar Cikarang-Cibitung-Karawang hingga Cikampek dan memfasilitasi arus logistik nasional,” tutur Basuki.
Basuki mengatakan, penyelesaian pembangunan akses jalan Pelabuhan Patimban juga menjadi salah satu dari tindak lanjut pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Perdana Menteri Jepang periode 2007-2008 Yusuo Fakuda yang juga Ketua Asosiasi Jepang-Indonesia pada beberapa waktu lalu.
Basuki menambahkan, saat ini Kementerian PUPR juga tengah mempersiapkan pembangunan jalan tol yang menghubungkan ruas Tol Cipali kilometer 89+125 hingga ruas Pantura sepanjang 37,5 kilometer. “Sehingga nantinya akan terhubung dengan akses jalan patimban,” ujar Basuki.
Akses Tol Pelabuhan Patimban dibangun dengan konsorsium antara PT Jasa Marga (50 persen), PT Surya Semesta Internusa (25 persen), PT Daya Mulia Turangga (10 persen), dan PT Jasa Sarana (10 persen) dengan nilai investasi sebesar Rp 7,5 triliun. Jalan Tol akses Pelabuhan Patimban rencananya konstruksinya akan dimulai pada Januari 2022 dan ditargetkan akan beroperasi pada 2024.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi optimistis Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat dapat beroperasi pada November 2020. Pada kurun waktu tersebut ditargetkan yang dapat beroperasi yakni Pelabuhan Patimban tahap pertama.
“Kami berharap semua pihak kerja keras agar Pelabuhan Patimban ini mulai dapat beroperasi pada November 2020,” kata Budi.
Budi menjelaskan, saat ini beberapa pekerjaan masih dalam proses yang harus segera difinalisasi. Beberapa di antaranya seperti ramp on dan ramp off dari akses jalan, penetapan alur pelayaran dan perairan pandu, pemilihan operator, dan sejumlah hal lainnya.
“Diharapkan semuanya dapat selesai tepat waktu,” tutur Budi.
Budi memastikan nantinya Pelabuhan Patimban akan dilengkapi dengan akses jalan tol dan jalur kereta api. Dengan adanya kemudahan akses dan fasilitas tersebut, Budi menilai pelabuhan tersebut juga dapat menjadikan kawasan logistik yang sangat besar.
Pembangunan Pelabuhan Patimban dilaksanakan dalam tiga tahapan. Tahap pertama, pelabuhan direncanakan bisa melayani 3.75 juta peti kemas (TEUS). Tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5.5 Juta TEUS dan pada tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7 juta TEUS (ultimate).