REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Ketua Hamas Ismail Haniyeh memuji pidato Presiden Mahmoud Abbas di depan Majelis Umum PBB. Hal itu dilontarkamnya selama panggilan telepon yang diterima Abbas dari pemimpin Hamas, Sabtu (26/9) waktu setempat.
"Pidato Abbas mencerminkan momen yang (dilalui oleh rakyat Palestina) dalam tahap bersejarah ini," kata Haniyeh seperti dikutip laman Anadolu Agency, Ahad (27/9).
Dalam pidatonya pada Jumat, Abbas mengatakan payung Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) belum mengamanatkan pihak mana pun untuk berbicara atas namanya. "Kami tidak akan tunduk atau mengabaikan hak kami meskipun ada blokade tidak adil yang menargetkan keputusan nasional kami," kata Abbas.
Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani perjanjian yang disponsori AS awal bulan ini untuk menormalkan hubungan mereka dengan Israel. Warga Palestina telah mengecam perjanjian normalisasi sebagai pengkhianatan perjuangan mereka melawan pendudukan Israel selama puluhan tahun di tanah mereka.
Selama panggilan telepon, Abbas menekankan dukungannya terhadap upaya yang bertujuan untuk mempromosikan dialog antara Fatah, Hamas, dan faksi lain untuk menciptakan hasil yang diinginkan dan mengadakan pemilihan. Pekan lalu, Hamas dan Fatah sepakat dalam pembicaraan di Turki untuk mengadakan pemilihan legislatif dan presiden.
Haniyeh, pada bagiannya, menegaskan kembali dukungan kelompoknya untuk dialog membangun front nasional untuk melawan konspirasi terhadap rakyat Palestina. Sementara, Kelompok Fatah mengatakan kerja sama mereka dengan Hamas bertujuan untuk membalas rencana AS dan Israel terhadap Palestina. Sebelumnya, pemerintah dari kelompok Fatah yang sekuler selalu bersaing dengan Hamas yang lebih konservatif.