Senin 28 Sep 2020 19:34 WIB

Tips Mengusir Virus Corona dari dalam Ruangan

Virus corona dapat menjadi ancaman di ruangan yang padat daripada di ruang terbuka.

Rep: Mabruroh/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa cara agar virus corona pergi dan tak bertahan di dalam rumah. Tips untuk menghindari virus di dalam ruangan adalah dengan cara membuka jendela, menggunakan filter udara, dan tidak lagi menggunakan lampu UV.

Musim gugur yang dingin telah tiba di sebagian negara. Musim ini membuat sebagian orang lebih suka berlama-lama di dalam rumah, kantor, dan ruang kelas. Virus corona dapat kembali menjadi ancaman di ruangan yang padat daripada di ruang terbuka.

Seorang peneliti virus di udara, Linsey Marr dari Virginia Tech di Blacksburg, mengatakan ruangan yang kerap kali memiliki ventilasi udara yang buruk salah satunya restoran dan bar. Di sana kata dia, virus dapat terus melayang di udara untuk waktu yang lama dan menempuh jarak lebih dari enam kaki.

Musim panas ini, para ilmuwan mengisolasi virus hidup dari tetesan kecil yang disebut aerosol yang mengambang di udara sejauh 16 kaki dari pasien yang terinfeksi di rumah sakit. Di pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ini, maka apabila berada di sana memerlukan pedoman khusus untuk dipatuhi.

"Berbeda ketika melindungi diri sendiri di rumah, tidak secara khusus memerlukan tindakan luar biasa," kata Dr. Marr.

Ketakutan akan penularan virus memicu pasar untuk menggunakan perangkat mahal yang menjanjikan untuk menggosok permukaan dan bahkan membersihkan udara dari virus. Tetapi sebagian besar dari produk tersebut berlebihan dan bahkan mungkin memiliki konsekuensi berbahaya yang tidak diinginkan.

"Apa pun yang terdengar mewah dan tidak (melalui) uji coba dengan benar, itu semua adalah hal yang harus dihindari,” kata Delphine Farmer, seorang ahli kimia atmosfer di Colorado State University di Fort Collins. “Sabun dan air bekerja dengan baik," tegasnya dilansir dari The New York Time, Senin (28/9).

Pakar Keamanan Gedung di Harvard TH Chan School of Public Health, Joseph Allen mengusulkan langkah-langkah yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan virus pada bangunan yang lebih besar. Pertama, hilangkan keterpaparan bila memungkinkan. Misalnya, dengan mendorong staf untuk bekerja dari rumah.

Kedua, staf yang masuk hanya untuk mereka yang perlu hadir secara fisik di dalam gedung. Ketiga, menambahkan filter udara dan mendisinfeksi permukaan.

Keempat, menjaga ketat gedung dengan mengendalikan jumlah orang. Misalnya di dalam lift, jumlah orang dibatasi dalam satu waktu. Kelima, mewajibkan penggunaan masker dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai di dalam ruangan.

Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology telah membuat sebuah aplikasi untuk menentukan berapa banyak orang yang dapat berkumpul dengan aman di ruang tertentu dan untuk berapa lama. Namun terlepas dari tindakan pencegahan ini, menurut insinyur kimia di MIT, Martin Bazant, strategi yang optimal adalah dengan selalu mengenakan masker di dalam ruangan.

"Itu adalah cara mencegah yang lebih pasti daripada yang dapat diberikan oleh strategi tersebut," ujar Martin.

Selain itu, Dr. Allen menambahkan cara mudah dan gratis adalah dengan membuka jendela ruangan. Sehingga ada pertukaran udara yang masuk dan keluar dari ruangan tersebut. "Bahkan hanya dengan membuka jendela enam inci dapat secara dramatis mengubah nilai tukar udara,” kata Dr. Allen.

Trik ini juga berguna ketika sedang dalam perjalanan menggunakan mobil. Hanya membuka sedikit jendela dapat membantu membubarkan virus corona apa pun yang mungkin diembuskan oleh pengendara lain.

Jika berada di dalam gedung dengan ventilator mekanis, menyesuaikan pengaturan damper dapat meningkatkan jumlah udara segar yang bersirkulasi. Tetapi harus dipastikan udara di luar ruangan tidak dipenuhi asap dan jelaga.

Jika udara tercemar, atau jika tidak ada jendela yang terbuka, maka filter udara bahkan yang portabel, adalah jawabannya. Mereka bisa menghilangkan udara dari virus corona.

"Berdasarkan pengalamannya selama bertahun-tahun dalam menyelidiki wabah penyakit di sekolah dan gedung perkantoran, tidak pernah ada gedung yang tidak dapat kami ubah menjadi gedung yang sehat,” kata Dr. Allen. “Selalu ada yang bisa kamu lakukan," sambungnya.

Filter udara pada dasarnya merupakan perangkat yang baik. Untuk ruang kelas atau kantor, pembersih udara portabel harus sesuai dengan ukuran ruangan.

"Ini untuk memberi Anda beberapa pergantian udara per jam untuk udara bersih," kata Dr. Allen.

ASHRAE, komunitas profesional yang menetapkan standar untuk perangkat semacam itu, merekomendasikan filter udara yang memenuhi syarat sebagai MERV 13 atau lebih tinggi untuk menyaring virus corona. Karena tidak semua sistem ventilasi dapat menangani filter MERV 13.

"Tetapi sebagian besar setidaknya dapat menangani MERV 11, yang dapat menahan 60 persen tetesan virus," kata Dr. Marr. Filter HEPA juga umumnya dianggap sangat baik, meskipun beberapa ahli mengatakan penelitian tentang tingkat keefektifannya terbatas.

Selanjutnya adalah pembersih udara juga perlu diwaspadai. Karena beberapa filter udara menawarkan fitur yang oleh para ahli disebut sebagai tipu muslihat, dan bisa berbahaya. "Apa yang disebut pembersih eksotis tidak diatur oleh agen federal mana pun, tetapi mereka telah dipasarkan secara agresif ke sekolah dan bisnis," kata Dr. Farmer, ahli kimia atmosferik.

Beberapa bisnis, termasuk kantor dokter gigi, mengasapi tempat mereka dengan pemutih atau hidrogen peroksida. Tetapi semprotan kimiawi yang membersihkan udara yang terlalu pekat juga akan beracun bagi manusia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement