REPUBLIKA.CO.ID, SANGIHE -- Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara kembali menutup semua sekolah di daerah itu akibat bertambahnya kasus positif Covid-19 dalam beberapa hari ini. "Kami terpaksa harus menutup kembali semua sekolah yang ada di lingkungan pemerintah Kabupaten Sangihe selama dua minggu," kata Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Gaghana, Selasa (29/9).
Menurut Jabes, penutupan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah dilakukan akibat bertambahnya kasus positif Covid-19."Saat ini, kasus positif Covid-19 telah bertambah sehingga langkah pemerintah kabupaten juga satuan tugas adalah menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah," katanya.
Ia yang sekaligus ketua satuan tugas penanganan Covid-19 di Kabupaten Sangihe mengatakan, selain sekolah, saat ini dinas Kependudukan dan Catatan Sipil juga ditutup untuk pelayanan secara tatap muka. "Karena satu aparatur sipil negara yang ada di dinas Dukcapil positif Covid-19 maka kantor tersebut juga di tutup untuk sementara," kata dia.
Upaya ini dilakukan untuk memutus penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dia juga meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan, diantaranya menggunakan masker serta menjaga jarak.
Jabes menegaskan agar semua pelaku perjalanan dari zona merah Covid-19 menjalani isolasi atau melakukan rapid test. "Pelaku perjalanan dari zona merah Covid-19 wajib melakukan rapid test atau menjalani isolasi mandiri. Saya juga sebagai bupati dan ketua satuan tugas kalau kembali dari luar daerah tetap melakukan rapid test," ujarnya.
Dia mengajak semua pihak, termasuk pejabat bersama-sama mendukung program pemutusan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Sangihe."Marilah kita semua memberikan contoh dan teladan yang baik kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan sebab kalau lalai, maka keluarga dan masyarakat yang menjadi korban," kata dia.