Selasa 29 Sep 2020 21:31 WIB

Satgas: tak Ada Orang yang Kebal Terhadap Covid-19

Satgas mengatakan masih banyak orang yang merasa tak akan tertular Covid-19.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19  menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang merasa yakin tidak akan tertular Covid-19. Satgas menegaskan, berdasarkan penelitian dan pengalaman dalam penanganan pandemi membuktikan tidak ada satu pun individu yang kebal terhadap virus corona jenis baru.

"Perlu kami tekankan sekali lagi, tidak ada orang yang kebal terhadap Covid-19. Virus ini tidak mengenal tua atau muda, kaya atau miskin, siapa pun bisa tertular," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers daring menanggapi hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan 17 persen masyarakat Indonesia percaya diri tak akan tertular Covid-19 di Jakarta, Selasa (29/9).

Baca Juga

Wiku menjelaskan penularan virus corona sangat mudah terjadi. Rajin berolahraga dan tidak keluar rumah bukan menjadi jaminan bahwa masyarakat tersebut akan kebal Covid-19. Oleh karena itu, kesadaran proteksi diri menjadi penting bagi masyarakat dengan disiplin 3M, yakni menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan. 

"Jangan berkerumun. Kami berusaha terus untuk mengedukasi masyarakat," ujarnya.

Wiku juga meminta kepada masyarakat yang sudah memahami bahaya virus corona agar membantu pemerintah dengan menyosialisasikan pencegahan penularan virus tersebut kepada anggota masyarakat lain.

"Kita tidak bisa bekerja sendiri, begitu juga negara melakukan hal yang sama. Kita semua harus betul-betul melindungi secara lokal, nasional dan global dan itu adalah tanggung jawab kita semua," pungkasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement