REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Mantan pemain tim nasional Prancis, Patrice Evra membuat guncang publik Prancis. Ia mengeklaim, pemain kulit hitam diperlakukan buruk selama dirinya bersama tim nasional.
Mantan pemain Manchester United itu menjadi bagian dari timnas antara 2004 sampai 2015. "Saya berkewajiban membalas Noel Le Graet, saya berkewajiban berbicara tentang Chateau, Anda tahu betul apa yang terjadi di sana, berapa banyak surat rasis yang kami terima?," kata Evra menjelaskan dalam sebuah video Instagram dilansir dari Marca, Rabu (30/9).
"Seseorang berkata 'Didi bawa monyetmu dan pergi ke Afrika' berapa banyak pesan seperti itu yang kami terima? Namun, kami menyembunyikannya, saya telah melihat beberapa,” Evra menambahkan.
Bahkan Evra mengeklaim, telah menerima sebuah kotak yang penuh kotoran. Evra terus mendiskusikan dengan otoritas sepak bola di Prancis membicarakan mengenai masalah rasisme yang tak tertangani dengan baik.
Namun ketika hendak membicarakan hal tersebut dalam satu tempat bersama presiden dan politisi, kata Evra, semuanya berubah. Dirinya bersama beberapa rekan kulit hitamnya di tempatkan jauh dari mereka.
"Mereka menempatkan Hugo Lloris, Laurent Koscielny, dan presiden di tengah, tetapi kami tahu mereka adalah aturan mainnya, ketika presiden menginginkan foto, lebih baik bersama Lloris dan Koscielny daripada dengan Sakho atau Sagna,” ungkapnya.
Evra memang salah satu pemain yang menentang keras perilaku rasis. Ia sering mendapatkan perlakuan rasis ketika membela klub. Perseteruan antara ia dan Luis Suarez ketika membela Liverpool pada 2011 juga terkait rasisme. Suarez akhirnya diberi sanksi larangan bermain selama delapan pertandingan oleh FA karena terbukti berbuat rasis.