REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas Wahyu Budi Saptono meminta para orang tua yang menitipkan anaknya mondok di pesantren Karangsuci Kecamatan Purwokerto Utara, agar tidak perlu terlalu khawatir. Dia menyebutkan, kondisi santri yang terkonfirmasi positif Covid 19, sejauh ini tidak ada menunjukkan gejala sakit yang berat.
''Bapak-ibu yang menitipkan anaknya mondok di Pesantren Karangsuci, tidak perlu khawatir. Semua santri, insya Allah dalam kondisi sehat. Yang negatif, kami karantina di pesantren. Sedangkan yang positif, kami karantina di Baturraden,'' jelasnya, Kamis (1/10).
Secara keseluruhan, kata Sekda, jumlah santri di pesantren Al Hidayah Karangsuci Kecamatan Purwokerto Utara yang terjangkit Covid 19 ada 328 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 120 santri merupakan warga Banyumas. Sedangkan lainnya, sebanyak 208 orang merupakan santri asal luar Banyumas.
Dengan jumlah terakhir tersebut, dia mengakui ada tambahan sebanyak 138 santri yang positif Covid 19, dibanding jumlah sebelumnya. ''Tambahan ini diketahui dari hasil tes swab yang baru kita terima kemarin,'' jelasnya.
Dia menyebutkan, jumlah tersebut merupakan hasil pemeriksaan dari 600 sampel hasil tes swab yang sudah diperiksa. Secara rinci, sebanyak 328 santri terkonfirmasi positif, 272 negatif. ''Di luar jumlah itu, masih ada 31 tes swab dari kalangan santri yang masih kita tunggu hasilnya. Mudah-mudahan, hasilnya negatif,'' jelasnya.
Sekda juga menyebutkan, dari seluruh santri yang hasil tesnya positif, sebanyak 20 santri sudah dinyatakan sembuh. ''Mereka yang sembuh, merupakan santri yang sebelumnya menunjukkan gejala sakit dan dirawat di rumah sakit. Hari ini mereka akan kita jemput, untuk kemudian menjalani isolasi mandiri ke depan selama 14 hari,'' jelasnya.
Sedangkan untuk santri positif Covid yang tidak menunjukkan gejala, Sekda menyebutkan, mereka dirawat di dua lokasi karantina di Baturraden. Antara lain, di gedung Balai Diklat Pemkab Banyumas dan di Gedung Wijaya Kusuma yang merupakan gedung milik TNI AD.
''Sebenarnya pihak pesantren minta agar karantina santri yang tidak menunjukkan gejala, bisa dilakukan di pesantren mereka saja. Namun atas saran dari tim Kementrian Kesehatan yang berkunjung ke Banyumas, santri yang positif kita putuskan untuk dikarantina di Baturraden,'' jelasnya.
Pertimbangan santri dikarantina di Baturraden, kata Sekda, antara lain karena pihak pesantren harus mempersiapkan segala hal menyangkut karantina. Antara lain, pemisahan tempat bagi santri yang positif, negatif dan belum duketahui hasil tes swabnya. ''Itu akan membutuhkan waktu lama. Karena itu, tadi malam kita putuskan untuk dikarantina Baturraden saja,'' jelasnya.