Sabtu 03 Oct 2020 23:35 WIB

KKN UNS Pasang Detektor Longsor di Lereng Lawu

UNS juga memasang tanda jalur evakuasi di beberapa titik lereng gunung Lawu.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kebencanaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo melakukan pemasangan alat pendeteksi longsor Early Warning System (EWS) sederhana di lereng Gunung Lawu tepatnya di Desa Kemuning dan Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Foto: dok Humas UNS
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kebencanaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo melakukan pemasangan alat pendeteksi longsor Early Warning System (EWS) sederhana di lereng Gunung Lawu tepatnya di Desa Kemuning dan Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kebencanaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo melakukan pemasangan alat pendeteksi longsor Early Warning System (EWS) sederhana di lereng Gunung Lawu. Tepatnya di Desa Kemuning dan Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Tim KKN Kebencanaan UNS juga memasang tanda jalur evakuasi di beberapa titik sepanjang jalan di kedua desa tersebut, khususnya Dusun Melikan dan Dusun Sumbersari. Kemudian, untuk membekali masyarakat mengenai bahaya tanah longsor serta kebencanaan, tim yang dibimbing dosen Pipit Wijayanti tersebut menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang dihadiri perwakilan warga dan kepala dusun.

Baca Juga

FGD membahas perihal kontingensi dalam pengurangan risiko bencana. Pembahasan meliputi skenario kejadian, skenario dampak, kebijakan, dan strategi hingga pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).

FPRB merupakan sebuah forum yang dibentuk sebagai upaya pengurangan risiko bencana di daerah rawan bencana. FPRB terstruktur serta diisi dengan koordinator dan anggota yang siap menjadi komando saat bencana terjadi.

Pipit menuturkan, diskusi antar masyarakat yang difasilitasi oleh tim KKN UNS menyegarkan kembali ingatan masyarakat mengenai pengetahuan dan pembelajaran kebencanaan. Khususnya kontingensi dan FPRB yang dilakukan oleh pihak lainnya sebelum kedatangan tim KKN UNS.

"Kegiatan ini penting untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi tanah longsor. Mengingat lokasi KKN merupakan daerah dengan risiko longsor yang tinggi," kata Pipit, seperti tertulis dalam siaran pers, Sabtu (3/10).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement