Ahad 04 Oct 2020 15:52 WIB

Palestina Kutuk Rencana Israel Bangun 5.400 Rumah

Pembangunan rumah Israel disebut realisasi perdamaian Timur Tengah dari Donald Trump

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pembangunan proyek pemukiman Yahudi di Israel
Foto: CORBIS
Pembangunan proyek pemukiman Yahudi di Israel

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Palestina mengutuk rencana Israel membangun 5.400 unit rumah baru di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Menurutnya, hal itu merupakan realisasi dari rencana perdamaian Timur Tengah yang dicetuskan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Memperluas pemukiman Yahudi adalah bagian dari langkah sepihak Israel untuk menerapkan kesepakatan AS abad ini dan rencananya untuk mencaplok sebagian besar Tepi Barat," kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Middle East Monitor pada Sabtu (3/10).

Baca Juga

Menurut Palestina, rencana pembangunan tersebut kembali menunjukkan ketidakkonsistenan Israel. Saat melakukan normalisasi diplomatik dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, Israel berkomitmen menangguhkan pencaplokan wilayah Palestina yang diduduki.

"Ini membantah klaim Israel bahwa ia telah membekukan pemukiman untuk memungkinkan normalisasi dengan negara-negara Arab, dan mencerminkan pelanggaran sistematis Amerika dan Israel terhadap hukum internasional dan resolusi PBB," kata Kementerian Luar Negeri Palestina.

Pada Kamis (1/10), stasiun radio Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menginstruksikan persetujuan pembangunan 5.400 unit rumah di Tepi Barat. Saat mencapai kesepakatan normalisasi diplomatik dengan UEA pada 13 Agustus lalu, Israel menyatakan berkomitmen menangguhkan rencana pencaplokan Tepi Barat.

Namun, Netanyahu memang menegaskan bahwa rencana itu tak sepenuhnya disingkirkan. Dia mengatakan akan tetap menjalin koordinasi dengan AS perihal pencaplokan Tepi Barat. “Tidak ada perubahan dalam rencana saya untuk menerapkan kedaulatan kami di Yudea dan Samaria (Tepi Barat), dalam koordinasi penuh dengan AS. Saya berkomitmen, itu tidak berubah," kata Netanyahu pada hari kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik dengan UEA diumumkan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement