Senin 05 Oct 2020 13:34 WIB

Menkominfo Janji Jangkauan Internet ke 2.500 RS dan Puskemas

Jangkauan internet ke 2.500 rumah sakit dan puskemas akan direalisasikan tahun ini.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate
Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menegaskan komitmen pemerintah untuk memperluas jangkauan akses internet ke seluruh wilayah, khususnya di sektor kesehatan. Johnny menjanjikan jangkauan internet ke 2.500 rumah sakit dan puskemas pada 2020.

Dari data Kemkominfo saat ini masih ada 3.126 yang belum terakses jaringan internet dari total 10.133 rumah sakit dan puskemas. "Kominfo akan segera memperluas akses internet untuk fasilitas kesehatan yang mencakup rumah sakit dan puskemas yang selama ini belum terjangkau. Tahun ini akan berusaha menghadirkan internet di 2.500 RS puskemas," ujar Johnny saat meluncurkan program Pelatihan Digital UMKM, Senin (5/10).

Baca Juga

Selanjutnya, sisa jumlah rumah sakit dan puskemas yang belum terakses jaringan internet akan diselesaikan pada 2021. Sehingga, akhir 2021 seluruh pusat kesehatan bisa terlayani oleh wifi atau internet.

Selain itu, Johnny memastikan Kementerian Kominfo bersama operator seluler mentargetkan pembangunan infrastruktur internet 4G di 12.548 desa/kelurahan yang selama ini belum terjangkau hingga akhir tahun 2022. Apalagi di saat bersamaan, Kominfo menargetkan peluncuran Satelit Multifungsi SATRIA-1 yang mampu menyediakan akses internet cepat di 150.000 titik layanan publik pada tahun 2023 nanti.

"Kita harapkan bisa diletakan di orbit selambat-lambatnya pada kuartal ketiga 2023 untuk memenuni kebutuhan layanan atas 150 ribu dari 500 titik layanan publik di Indonesia," ujarnya.

Namun, di masa pandemi inipun BLU BAKTI Kominfo telah menghadirkan 7.634 akses internet gratis di berbagai pelosok negeri. Hal ini, kata dia, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk melakukan percepatan transformasi digital nasional.

"7634 titik dan akses internet ini tidak dibebankan biayanya kepada pengguna tapi disediakan secara gratis," ungkapnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement