REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Mayjend TNI dr Tugas Ratmono berharap penggunaan sejumlah hotel di Jakarta dan beberapa daerah diharapkan bisa mengurangi beban tenaga kesehatan yang bertugas.
"Yang sebelumnya isolasi mandiri harus di Wisma Atlet, kini bisa ke hotel, sehingga akan mengurangi beban tenaga kesehatan dan mereka lebih terlindungi," kata Tugas dalam acara bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia dari Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin (5/10).
Tugas mengatakan pembukaan hotel untuk tempat isolasi merupakan bentuk sinergi dalam penanganan Covid-19. Pemerintah, bersama TNI/Polri, profesi tenaga kesehatan, dunia usaha, dan masyarakat bersatu padu untuk menangani Covid-19.
Terkait tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Tugas mengatakan terdiri atas dokter dan perawat dari TNI/Polri, Kementerian Kesehatan dan relawan yang bergantian setiap bulan.
"Mereka dijaga agar tidak kelelahan. Selalu dijaga fisik dan imunitasnya dengan harapan tidak tertular Covid-19," tuturnya.
Menurut Tugas, terdapat empat menara di Wisma Atlet Kemayoran yang digunakan untuk penanganan Covid-19, yaitu Tower 4 dan Tower 5 untuk positif Covid-19 tanpa gejala serta Tower 6 dan Tower 7 untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan gejala sedang.
Hingga Senin pagi, dilaporkan tingkat hunian di Tower 4 sekitar 40 persen, Tower 5 sekitar 60 persen, Tower 6 sekitar 69 persen, dan Tower 7 sekitar 56 persen. Jumlah positif Covid-19 tanpa gejala yang diisolasi di Tower 4 dan Tower 5 sekitar 1.600-an, sedangkan pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang yang dirawat di Tower 6 dan Tower 7 sekitar 1.800-an.
"Meskipun fluktuatif, dalam dua minggu terakhir mulai terlihat ada penurunan tingkat hunian di Wisma Atlet Kemayoran. Mudah-mudahan itu juga mencerminkan kondisi di masyarakat meskipun jumlah kasus di Jakarta saja masih di atas 1.000," katanya.