REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dibukanya beberapa hotel bintang dua dan tiga menjadi tempat isolasi pasien virus corona SARS-CoV2 (Covid-19), ikut mengurangi keterisian hunian di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Kini keterisian di RSD Covid-19 Wisma Atlet berkurang maksimal sebanyak 66 persen.
"Pembukaan hotel untuk isolasi (pasien Covid-19) juga mempengaruhi tingkat keterisian tempat tidur di Wisma Atlet," kata Koordinator RS Darurat Covid-19 Mayjen TNI Tugas Ratmono saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema 'Pembukaan Hotel Isolasi Mandiri dan Pengaruhnya Terhadap Wisma Atlet', Senin (5/10).
Tugas menambahkan, awalnya pihaknya menyiapkan flat untuk isolasi mandiri di Wisma Atlet, kemudian seiring berjalannya waktu ternyata hotel, baik bintang 2 dan 3 juga telah disiapkan untuk tempat karantina. Ini membuat sebagian pasien tidak hanya masuk ke RSD Wisma Atlet, sedangkan sebagian lainnya masuk hotel.
"Efeknya ada pengurangan (pasien) dan memberikan pemerataan di RS Wisma Atlet," ujarnya.
Sebab, pihaknya khawatir jika RSD Wisma Atlet terisi 90 persen bisa memberikan satu beban bagi tenaga kesehatan seperti dokter perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Karena itu, pihaknya menyambut baik berkurangnya pasien yang masuk ke tempat ini karena memberikan perlindungan terhadap tenaga kesehatan.
Sebelumnya Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19, Kemayoran, Jakarta Pusat, mengeklaim tingkat hunian di empat tower terus menurun. Saat ini keterisian pasien yang dibagi menjadi dua tower untuk pasien tanpa gejala dan dua tower bagi pasien yang bergejala ringan hingga sedang maksimal 66 persen.
"Hingga Senin (5/10) jam 06.00 WIB, tower 4 dihuni kurang lebih 40 persen, tower 5 sekitar 60 persen, tower 6 kurang lebih 59 persen, dan tower 7 sebanyak 66 persen," kata Koordinator RS Darurat Covid-19 Mayjen TNI Tugas Ratmono saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema 'Pembukaan Hotel Isolasi Mandiri dan Pengaruhnya Terhadap Wisma Atlet', Senin (5/10).
Ia mengeklaim, tingkat keterisian tempat tidur di empat tower menurun, tidak seperti pekan-pekan sebelumnya yang bisa mencapai 90 persen. Ia menyebutkan, kapasitas tower 4 dan 5 sebagai tempat isolasi mandiri pasien tanpa gejala masing-masing sebanyak 1.666 orang, kemudian di tower 6 dan 7 sebagai perawatan pasien gejala ringan hingga sedang kurang lebih 1.800-an orang.
Meski jumlah pasien yang masuk masih fluktuatif, ia mengeklaim dalam dua pekan terakhir terjadi penurunan pasien masuk flat dan grafiknya cenderung menurun.