REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Presiden Partai Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim menemui Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah pada Selasa (13/10). Pada kesempatan itu, Anwar menyerahkan bukti dokumen yang menunjukkan bahwa mayoritas parlemen mendukungnya menjadi perdana menteri dan membentuk pemerintahan baru.
Anwar mengatakan kini terserah kepada Sultan Abdullah untuk memutuskan langkah selanjutnya. Namun dia berpendapat, dengan mayoritas dukungan yang telah diperolehnya, Perdana Menteri Muhyuddin Yassin seharusnya mundur.
"Saya mendesak semua pihak memberikan ruang kepada Raja untuk melaksanakan tanggung jawabnya di bawah konstitusi, dan memeriksa dokumen dan memanggil pemimpin partai untuk mengkonfirmasi dan menerima masukan dan pandangan mereka," kata Anwar kepada awak media.
Raja sebenarnya hanya memainkan peran seremonial di Malaysia. Namun ia bisa menunjuk perdana menteri yang menurutnya kemungkinan akan memimpin mayoritas di parlemen. Ia pun dapat membubarkan parlemen dan memicu pemilihan atas saran perdana menteri.
Anwar telah menanti-nanti pertemuan dengan Sultan Abdullah. Seharusnya dia diagendakan bertemu pada 22 September lalu. Namun, hal itu ditunda karena Sultan Abdullah harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Sebelumnya Anwar telah mengklaim memperoleh dukungan kuat mayoritas parlemen untuk membentuk pemerintahan baru. Dia menyebut dukungan terhadapnya mendekati dua pertiga dari 222 anggota parlemen. Dengan dukungan sebanyak itu, Anwar mengatakan posisi Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri Malaysia saat ini telah jatuh. "Dengan dukungan yang jelas dan tak terbantahkan serta mayoritas di belakang saya, pemerintahan yang dipimpin oleh Tan Sri Muhyiddin Yassin telah jatuh," ujarnya, dikutip the Star Online pada September lalu.
Sementara itu, Muhyiddin Yassin mempertanyakan klaim Anwar tentang dukungan mayoritas parlemen. “Dia membuat pernyataan dan ketika ditanya tentang jumlah pendukung serta siapa yang telah memberikan pernyataan dukungan menurut undang-undang, dia hanya mengatakan menunggu jawaban,” kata Muhyiddin.