REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Museum di Prancis mengumumkan telah menunda kembali pameran bertema Kaisar Mongolia Genghis Khan pada Rabu (14/10). Dalam sebuah pernyataan, alasan penundaan karena adanya campur tangan Pemerintah Cina atas hal ini, yang juga diduga sebagai upaya ‘menulis ulang’ sejarah.
Museum sejarah Chateau des ducs de Bretagne, di barat kota Nantes mengatakan,pertunjukan tentang Genghis Khan telah ditangguhkan selama lebih dari tiga tahun. Dalam sebuah pernyataan, direktur museum Bertrand Guillet mengatakan, pihaknya membuat keputusan menghentikan produksi ini atas nama nilai-nilai kemanusiaan, ilmiah, dan etika.
Dilansir Telegraph, Pemerintah China disebut telah menuntut kata-kata tertentu, termasuk "Genghis Khan," "Empire" dan "Mongol" dikeluarkan dari acara pertunjukan. Selain itu, mereka meminta kuasa atas brosur pameran, legenda. dan peta.
Perselisihan itu terjadi ketika China mengambil garis yang lebih keras terhadap etnis Mongol, banyak di antaranya tinggal di provinsi utara Mongolia Dalam.
Pameran tersebut direncanakan bekerja sama dengan Museum Mongolia Dalam di Hohhot, China. Tetapi ketegangan muncul, ketika Biro Warisan Budaya China menekan museum untuk mengubah rencana aslinya, termasuk mengenai elemen-elemen yang menonjol dari penulisan ulang budaya Mongol yang bias demi narasi nasional baru.
Museum Prancis menganggap hal itu sebagai sensor dan menggarisbawahi tindakan keras Pemerintah China terhadap minoritas Mongolia. Hingga saat ini, Kantor Konsulat China di Ibu Kota Paris, Prancis tidak belum memberikan komentar terkait hal tersebut.