Kamis 15 Oct 2020 06:30 WIB

China Minta Banyak 'Sensor' di Pameran Bertema Genghis Khan

Pemerintah China ikut campur atas rencana penyelenggaraan pameran di museum Prancis.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Patung ksatria Mongolia dan Genghis Khan di wilayah Inner Mongolia.
Foto: telegraph
Patung ksatria Mongolia dan Genghis Khan di wilayah Inner Mongolia.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Museum di Prancis mengumumkan telah menunda kembali pameran bertema Kaisar Mongolia Genghis Khan pada Rabu (14/10). Dalam sebuah pernyataan, alasan penundaan karena adanya campur tangan Pemerintah Cina atas hal ini, yang juga diduga sebagai upaya ‘menulis ulang’ sejarah.

Museum sejarah Chateau des ducs de Bretagne, di barat kota Nantes mengatakan,pertunjukan tentang Genghis Khan telah ditangguhkan selama lebih dari tiga tahun. Dalam sebuah pernyataan, direktur museum Bertrand Guillet mengatakan, pihaknya membuat keputusan menghentikan produksi ini atas nama nilai-nilai kemanusiaan, ilmiah, dan etika.

Baca Juga

Dilansir Telegraph, Pemerintah China disebut telah menuntut kata-kata tertentu, termasuk "Genghis Khan," "Empire" dan "Mongol" dikeluarkan dari acara pertunjukan. Selain itu, mereka meminta kuasa atas brosur pameran, legenda. dan peta.

Perselisihan itu terjadi ketika China mengambil garis yang lebih keras terhadap etnis Mongol, banyak di antaranya tinggal di provinsi utara Mongolia Dalam.

Pameran tersebut direncanakan bekerja sama dengan Museum Mongolia Dalam di Hohhot, China. Tetapi ketegangan muncul, ketika Biro Warisan Budaya China menekan museum untuk mengubah rencana aslinya, termasuk mengenai elemen-elemen yang menonjol dari penulisan ulang budaya Mongol yang bias demi narasi nasional baru.

Museum Prancis menganggap hal itu sebagai sensor dan menggarisbawahi tindakan keras  Pemerintah China terhadap minoritas Mongolia. Hingga saat ini, Kantor Konsulat China di Ibu Kota Paris, Prancis tidak belum memberikan komentar terkait hal tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement