Jumat 16 Oct 2020 08:16 WIB

Bertakwa di Tengah Dunia yang Kacau Balau

Untuk meningkatkan ketakwaan juga perlu ditempuh dengan berbagai upaya.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Islam agama damai dan shalat menunjukan sikap kepasrahan dan ketakwaan.
Foto: goole.com
Islam agama damai dan shalat menunjukan sikap kepasrahan dan ketakwaan.

REPUBLIKA.CO.ID, Berjuang untuk menjadi Muslim yang baik menjadi lebih sulit dari sebelumnya di dunia yang kacau ini.  Agar berhasil memperoleh pahala di kehidupan ini dan akhirat, kualitas terbaik yang dimiliki adalah takwa.

Takwa berarti mencintai Allah SWT dan selalu waspada akan kehadiran-Nya setiap saat.  Orang yang bertakwa akan melakukan hal-hal karena cinta kepada-Nya, berusaha untuk tidak melakukan apa pun yang melawan Allah Yang Maha Kuasa.

"Orang-orang yang bertakwa sadar akan Tuhan, menaati aturan Allah Yang Maha Kuasa tidak hanya dengan takut akan hukuman-Nya, tetapi pemikiran berpisah dari-Nya lebih buruk dari itu. Takwa menciptakan rasa disiplin dan kesadaran;  shalat lima waktu dan puasa," jelas Stephenie Bushra Khan, seorang mualaf yang sering menulis artikel keislaman di majalah-majalah islami.

Disiplin membuat kita bertanggung jawab dalam semua bidang kehidupan kita, dan kita melakukan ini karena kita peduli pada orang lain dan diri kita sendiri.  Tugas kita terhadap Tuhan adalah disiplin dan bertanggung jawab.

Allah berfirman dalam Alquran yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar," (At-Taubah: 119).

Untuk meningkatkan ketakwaan juga perlu ditempuh dengan berbagai upaya oleh seorang muslim. Selalu berusaha memperbaiki diri dari setiap dosa dengan bertaubat atas segala maksiat menjadi salah satu cara meningkatkan ketakwaan.

Allah mengetahui akan ada saatnya manusia melakukan kesalahan atau dosa sehingga bertaubat atas kemaksiatan yang diperbuat memang menjadi tuntunan.

Allah berfirman dalam Alquran:

"Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." ( Az-Zumar: 53).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement