REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI), Prabowo Subianto, dikabarkan akan berkunjung ke Vienna, Austria, setelah dari Amerika Serikat (AS) pada 20 Oktober. Rencana tersebut tertulis dalam Surat Menteri Pertahanan No 214/M/X/2020.
Berdasarkan surat beranggal 8 Oktober 2020 itu, surat tersebut merupakan surat balasan dari Prabowo kepada Menhan Austria, Klaudia Tanner. Isi surat tersebut terkait dengan wacana pembelian pesawat Eurofighter Typhoon bekas milik negara Eropa itu.
Media lokal Austria, Kronen Zeitung, pada Selasa (13/10) lalu telah mengeluarkan berita terkait surat tersebut. Dalam berita itu disebutkan, pada surat balasannya, Prabowo mengaku saat ini Indonesia tengah melakukan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk menjaga wilayah dan rakyat Indonesia.
Itulah mengapa Kementerian Pertahanan RI mengajukan penawaran untuk membeli pesawat militer Austria itu. Dalam surat itu juga, Prabowo menyampaikan keinginannya untuk bertemu Klaudia Tanner secara langsung pada 20 Oktober nanti bertepatan dengan kunjungannya ke negara tersebut.
"Saya yakin kerja sama pertahanan kita akan terus tumbuh dan berkembang," tulis Prabowo, dikutip dari surat tersebut, Jumat (16/10).
Sebelum ke Vienna, Prabowo, mulai Kamis (15/10) ini hingga 19 Oktober 2020 mendatang akan beraktivitas di AS. Terdapat penolakan maupun kritik terkait kunjungannya ke negara Paman Sam tersebut. Meski begitu, Prabowo mengaku menghormati segala kritikan, penolakan, dan sebagainya terkait langkah tersebut.
"Pak Prabowo mulai dari tanggal 15 sampai dengan tanggal 19 beraktivitas di AS," ujar Juru Bicara Menhan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, lewat keterangan pers, Kamis (15/10).
Dahnil menyatakan, Prabowo akan bicara tentang kerja sama pertahanan antara AS dan Indonesia serta melanjutkan berbagai kerja sama yang sudah dilakukan selama ini. Di sana Prabowo akan bertemu dengan banyak pihak, terutama terkait dengan pertahanan di AS.
"Terkait dengan adanya pihak-pihak yang menolak, mengkritisi, saya pikir silakan saja. Pak Prabowo sudah mengalami penolakan dan tuduhan macam-macam selama beliau bertugas sebagai abdi negara juga bertugas sebagai politisi," kata Dahnil.
Menurut Dahnil, Prabowo menghormati penolakan, kritikan, dan sebagainya terkait keputusan tersebut. Dia mengatakan, yang jelas Prabowo di AS memenuhi undangan pemerintah AS untuk memperkuat kerja sama pertahanan antara Indonesia dengan AS.