Jumat 16 Oct 2020 16:44 WIB

Demo di Jakarta Pengaruhi Harga Jual Udang

Sejumlah truk yang mengangkut udang vaname, tertahan cukup lama akibat adanya aksi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Kelompok Budidaya Udang Vaname Segara Biru, Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, yang merupakan mitra binaan Cirebon Power, berhasil panen perdana udang vanamei dengan hasil melimpah, Kamis (9/7).
Foto: istimewa
Kelompok Budidaya Udang Vaname Segara Biru, Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, yang merupakan mitra binaan Cirebon Power, berhasil panen perdana udang vanamei dengan hasil melimpah, Kamis (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Aksi unjuk rasa yang berlangsung di Jakarta beberapa hari lalu, berimbas pada harga udang vaname milik petambak di Cirebon. Pasalnya, aksi tersebut membuat pengiriman udang dari petambak ke konsumen di Jakarta menjadi terkendala.

Salah seorang petambak udang vaname asal Cirebon, Toangga, menjelaskan, harga udang vaname dengan size 100 (100 ekor dalam 1 kg) mencapai Rp 60 ribu per kilogram. Harga tersebut dirasa cukup bagus bagi petambak udang vaname.

"Namun, akibat ada aksi di sejumlah wilayah, terutama Jakarta, harga udang vaname turun menjadi Rp 55 ribu per kilogram," kata Toangga, Jumat (16/10).

Toangga mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, penurunan harga tersebut dikarenakan banyak bandar besar udang yang terkendala dalam pengiriman. Sejumlah truk yang mengangkut udang vaname, sempat tertahan cukup lama akibat adanya aksi penolakan UU Cipta Kerja. "Akibatnya, kualitas udang jadi menurun," ucap Toangga.

Walaupun harganya turun, Toangga tetap melanjutkan panen parsialnya itu. Dia melakukan panen saat ukuran udang berada pada size 100 karena jumlah udang di tambak sudah melebihi kapasitas.

Toangga merupakan petambak udang binaan perusahaan pembangkit listrik Cirebon Power. Dia membudidayakan udang vaname dengan menggunakan tambak seluas 50 x 12 meter. Di tambak seluas itu, dia menebar 120 ribu benih udah vaname.

Berkat dukungan dan binaan dari Cirebon Power, angka kematian udang menjadi menurun. Awalnya, dia menduga, banyak udang yang akan mati karena kondisi cuaca. Namun ternyata, udang yang mati tersebut dikarenakan tempat yang sudah terlalu padat akibat minimnya angka kematian udang. "Jadi, udangnya numpuk. Makannya kita panen lebih awal, namun disisakan untuk panen raya bulan depan nanti," tutur Toangga.

Toangga berharap, harga udang bisa kembali stabil. Dengan demikian, para petambak udang bisa mendapatkan hasil yang maksimal. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement