REPUBLIKA.CO.ID, GAZIMUGUSA -- Bagian kota Maras Siprus yang kembali dibuka setelah ditutup selama 46 tahun itu sangat menarik minat masyarakat lokal dan asing.
Banyak orang tidak hanya dari Republik Turki Siprus Utara (TRNC) saja, tetapi juga dari luar negeri berkunjung ke Jalan Demokrasi dan garis pantai "Kota Hantu" yang dibuka kembali pada 8 Oktober lalu. Sebanyak 18.697 orang telah mengunjungi tempat-tempat yang dibuka kembali, menurut data yang dikumpulkan oleh Anadolu Agency dari para pejabat setempat.
Kota Maras menarik banyak perhatian pada akhir pekan daripada hari kerja. Kota itu dapat menerima kunjungan setiap hari antara pukul 9 pagi sampai 5 sore.
Perdana Menteri TRNC Ersin Tatar, dalam kunjungannya ke Ankara pada 6 Oktober lalu, menyatakan bahwa mereka mengambil langkah konkret pertama menuju roadmap yang telah mereka siapkan untuk pembukaan kembali Maras.
“Kami sebenarnya sudah memulai upaya kami untuk menghadirkan pesisir dan Jalan Demokrasi dan wilayah pesisir untuk kepentingan rakyat kami,” kata Tatar dalam pidatonya pada 6 Oktober.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan fakta yang tak terbantahkan bahwa Maras adalah wilayah yang dimiliki oleh Republik Turki Siprus Utara. Hak disposisi juga menjadi milik otoritas Siprus Turki. Selama 46 tahun Maras adalah kota hantu karena kota itu ditutup, kecuali untuk personel tentara Turki yang ditempatkan di TRNC.