Rabu 21 Oct 2020 18:21 WIB

Jokowi Jadi Nama Jalan, Istana Singgung Hubungan UAE-Israel

Sejumlah pihak menilai UAE sedang mengambil hati Indonesia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo menanggapi penamaan jalan di Abu Dhabi
Foto: Instagram
Presiden Joko Widodo menanggapi penamaan jalan di Abu Dhabi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Istana Kepresidenan memastikan sikap politik luar negeri Indonesia terhadap Palestina tidak akan goyah. Kepala Staf Presiden Moeldoko menegaskan bahwa Indonesia tetap mendukung kemerdekaan Palestina.

Pernyataan Moeldoko ini menyusul diabadikannya nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai nama ruas jalan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Langkah ini dianggap sejumlah pihak sebagai upaya UEA untuk mengambil hati pemerintah Indonesia dalam mendukung normalisasi diplomatik dengan Israel. Pemerintah UEA memang telah mengajukan permintaan untuk membuka kedutaan besar di Israel. 

 

"Politik luar negeri kita bebas aktif dan itu diyakini dan dijalankan setiap pemimpin negara. Kedua, bahwa politik luar negeri kita terhadap Palestina tidak pernah berubah, sedikit pun. Jadi tetap seperti itu. Tidak akan terpengaruh oleh penamaan sebuah jalan," ujar Moeldoko di kantornya, Rabu (21/10). 

 

Moeldoko memandang, bahwa penamaan jalan di Abu Dhabi dengan nama Presiden Jokowi merupakan langkah diplomasi positif. Indonesia dan UEA memang sedang membangun hubungan kerja sama yang saling menguntungkan. Menurutnya, manfaat dari hubungan diplomatik yang baik antara Indonesia-UEA tidak hanya berimbas pada sektor ekonomi, namun lebih luas juga menyangkut pengembangan SDM. 

 

"Untuk itu, kita warga bangsa harus ikut berbangga karena nama anak Indonesia pemimpin republik ini ditempatkan dalam tempat yang terhormat menjadi sebuah nama jalan di UEA. Saya pikir ini apresiasi dari luar negeri dan kita harus ikut menaruh rasa hormat," katanya.

 

 

Sebelumnya, Presiden Jokowi sendiri sempat menanggapi diabadikannya nama dirinya di sebuah ruas jalan di Abu Dhabi. Melalui akun media sosial, Jokowi menyampaikan bahwa di balik nama jalan itu ada harapan agar hubungan kedua negara semakin kokoh dan bermanfaat bagi rakyat.

 

"Ini tentu sebentuk penghargaan dan kehormatan. Bukan untuk saya pribadi semata-mata, tetapi untuk Indonesia. Sebuah gambaran betapa eratnya hubungan di antara dua negara yang kini bekerja sama dalam berbagai bidang," katanya lewat Instagram yang dikutip pada Selasa (20/10). 

 

Diberitakan sebelumnya, Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel mengumumkan kesekapatan normalisasi diplomatik pada 13 Agustus lalu. Sebulan setelahnya, Bahrain mengikuti langkah UEA dalam upaya normalisasi diplomatik dengan Israel. 

 

Normalisasi tersebut tercapai setelah Amerika Serikat (AS) mengambil peran sebagai mediator. Washington DC sendiri mengklaim masih mendapat beberapa negara Arab yang ikut melakukan normalisasi dengan Tel Aviv.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement