REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Pemerintah Brasil membatalkan rencana untuk membeli vaksin Covid-19 dari Sinovac China, Rabu (21/10). Keputusan tersebut langsung disampaikan oleh Presiden Brasil Jair Bolsonaro.
Pengumuman tersebut muncul setelah komentar media sosial anti-China oleh beberapa pendukung Bolsonaro muncul. Kondisi ini mendorong debat hangat tentang kebijakan vaksin antara presiden dan gubernur utama.
"Orang Brasil tidak akan menjadi kelinci percobaan siapa pun," kata Bolsonaro di saluran media sosialnya, Kamis (22/10).
Padahal, sehari sebelum pengumuman Bolsonaro, Menteri Kesehatan Brasil Eduardo Pazuello mengatakan akan membeli vaksin Sinovac untuk dimasukkan dalam program imunisasi. Penambahan perusahan vaksin Covid-19 ini untuk mendukung vaksin yang telah dikembangkan AstraZeneca dan Oxford University. Inklusi itu akan bergantung pada persetujuan Badan Pengawasan Kesehatan Nasional atau ANVISA.
Pusat penelitian biomedis negara bagian Sao Paulo, Butantan Institute, pun sedang menguji vaksin Sinovac. Gubernur Joao Doria berharap mendapat persetujuan peraturan pada akhir tahun untuk mulai memvaksinasi warga pada Januari.
Namun, Bolsonaro menyatakan Pazuello telah menyalahartikan selama pertemuan dengan gubernur Brasil. "Yang pasti, kami tidak akan membeli vaksin China," kata Bolsonaro di media sosial menanggapi seorang pendukung yang mendesaknya untuk tidak membeli vaksin tersebut.
Setelah pernyataan presiden, pejabat Kementerian Kesehatan Elcio Franco mengatakan semua vaksin akan melalui persetujuan kesehatan federal, tetapi pemerintah tidak tertarik pada vaksin China. Pengumuman ini pun membuat para gubernur negara bagian terkejut.
Gubernur negara bagian Maranhao, Flavio Dino, mengatakan ada kemarahan umum. Beberapa gubernur lainnya mendesak agar vaksin dievaluasi berdasarkan sains saja.
Bolsonaro yang merupakan pemimpin sayap kanan ini memiliki kedekatan dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Kondisi ini membuatnya menyampaikan pernyataan yang meremehkan tentang China di masa lalu, meskipun China adalah mitra dagang terbesar Brasil.
Meski pemerintah federal telah menyampaikan ketidaksetujuan atas vasksin dari Sinovac, Direktur Butantan Institute Dimas Covas mengatakan pembuatan 46 juta dosis vaksin akan terus berjalan. Kemungkinan vaksin dari perusahan China ini akan tersedia bahkan jika tidak termasuk dalam program imunisasi federal.
Brasil telah menjadi salah satu negara yang paling terpukul di dunia akibat pandemi virus corona. Lebih dari lima juta infeksi terjadi dan hampir 155 ribu jiwa meninggal dunia akibat Covid-19.