Kamis 22 Oct 2020 14:56 WIB

Kepala BNPB: Libur Panjang Isi dengan Aktivitas Lingkungan

Kepala BNPB mengajak masyarakat tak berpergian saat libur panjang

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
 Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengajak masyarakat tidak bepergian saat libur panjang dan cuti 28 Oktober 2020 hingga 1 November 2020.
Foto: BNPB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengajak masyarakat tidak bepergian saat libur panjang dan cuti 28 Oktober 2020 hingga 1 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengajak masyarakat tidak bepergian saat libur panjang dan cuti 28 Oktober 2020 hingga 1 November 2020. Masyarakat diimbau mengisi hari libur dengan melakukan aktivitas merawat lingkungan, termasuk menanam pohon.

Menurut Doni, liburan di akhir Oktober bisa diisi di dalam rumah dan ini bukanlah pilihan yang salah.

Baca Juga

"Saya mengajak masyarakat seluruh Indonesia selama liburan panjang melakukan aktivitas untuk lingkungan. Contohnya bisa mnecari bibit pohon tertentu untuk ditanami," ujarnya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Potensi Penyebaran Covid-19 Ketika Libur Panjang, Rabu (21/10) malam.

Selain itu, ia menyebutkan seluruh unsur masyarakat bisa bekerja sama dengan aparat desa seperti RT/RW untuk membersihkan saluran air, membersihkan selokan, membersihkan gorong-gorong, atau melakukan hal-hal yang dapat mengurangi risiko dalam menghadapi curah hujan yang tinggi. "Kenapa? Karena kita menghadapi posisi mengalami fenomena La Nina. Kemudian pilihan kita menjalankan liburan di luar rumah, di alam terbuka tanpa mendapatkan informasi yang utuh atau yang lengkap tentang cuaca punya risiko yang tinggi," ujarnya.

Dia melanjutkan, misalnya masyarakat yang berada di alam terbuka dan tiba-tiba terjadi angin kencang kemudian ada pohon tumbang atau dahan yang patah. Ketika ancaman ini tidak diantisipasi, ia menyebut masyarakat bisa menjadi korban pohon yang tumbang atau cabang pohon yang patah.

Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat ikut merapikan batang-batang pohon dan memangkasnya. Sebab, ia menyebutkan pohon yang terlalu banyak memiliki ranting dan sahan bisa menimpa rumah.

"Nah ini bisa kerja sama untuk dipangkas supaya ketika ada angin, beban pohon tidak begitu berat. Aktivitas seperti ini akan membuat kita puas karena membantu alam dan lingkungan termasuk juga ketika terjadi sesuatu tidak menimbulkan kerugian harta benda dan korban jiwa," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement