Jumat 23 Oct 2020 21:58 WIB

Legislator Yakin Uji Vaksin Sinovac Dilakukan Hati-hati

Legislator yakin uji klinis vaksin Sinovac dilakukan penuh kehati-hatian.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
SinoVac, salah satu perusahaan farmasi China yang memproduksi salah satu kandidat vaksin Covid-19.
Foto: Ng Han Guan/AP
SinoVac, salah satu perusahaan farmasi China yang memproduksi salah satu kandidat vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo meminta agar seluruh pihak tidak latah untuk mengatakan agar vaksin covid-19 jangan tergesa-gesa.  Ia meyakini bahwa proses pembuatan dan penciptaan vaksin apapun melalui prosedural yang ketat dan mengedepankan dengan asas kehati-hatian, termasuk vaksin Sinovac.

"Saya kira kita nggak perlu latah ketika mendengar atau membaca berita untuk beberapa negara ada yang belum berhasil dalam uji klinisnya, sehingga kita ragu juga sebagai satu bentuk peringatan untuk kehati-hatian, kewaspadaan," kata Rahmad kepada Republika.co.id, Jumat (23/10).

Baca Juga

Berdasarkan catatannya, sejauh ini uji klinis fase ke-3 vaksin Sinovac tidak ada masalah. Politikus PDIP itu meyakini dalam tahapan uji coba terhadap relawan pun juga sudah melalui tahapan yang dilakukan penuh dengan kehati-hatian.

"Jadi saya kira nggak ada soal sebenarnya, sampai tahap ketiga uji klinis ini sudah on the track. Cuma perlu saya sampaikan kita sekali lagi jangan latah harus jangan tergesa-gesa," ujarnya.

Rahmad menegaskan, jika seluruh tahapan sudah dilalui sesuai prosedur,  maka tidak ada alasan program vaksinasi ditunda. ia menambahkan, kalau pun di beberapa negara ditemukan ada kegagalan, maka seharusnya tidak dijustifikasi bahwa vaksin tersebut juga akan gagal di Indonesia. 

"Jangan dijustfikasi bahwa covid yang kita terima itu sama dengan negara yang beberapa itu telah mengalami jatuh korban, jangan disamakan begitu. Kalau toh pada akhirnya ada jatuh korban, tentu pasti ada evaluasinya, kenapa penyebabnya, itu perlu kita evaluasi," jelasnya.

"Tapi sampai sekarang yang di kerjasama Indonesia dengan Cina itu masih puji syukur masih sesuai dengan prosedur yang sudah dilalui dan tidak ada halangan dan tidak ada masalah," katanya menambahkan. 

Sebelumnya Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta program vaksinasi Covid-19 baru dilakukan setelah hasil uji klinik fase III keluar. IDI menganjurkan vaksin baru diberikan setelah efektivitasnya dan keamanannya terbukti.

Ketua PB IDI Daeng M Faqih mengatakan, dari data yang ada, saat ini uji coba vaksinasi Sinovac di Brazil sudah selesai dilaksanakan pada 9.000 relawan. Namun hasilnya baru akan dikeluarkan segera setelah selesai dilakukan vaksinasi pada 15.000 relawan. Artinya, dia menambahkan, ada unsur kehati-hatian juga dilakukan negara lain dengan tetap menunggu data lebih banyak lagi dari hasil uji klinis fase III. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement