REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wartawan Alwi Shahab atau dikenal dengan Abah Alwi (1936-2020) pernah menuliskan pengalamannya mengikuti peringatan Maulid Nabi di Arab Saudi. Padahal, seperti yang sudah diketahui, Arab Saudi yang satu abad terakhir ini, tak pernah merayakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad itu secara resmi.
Abah Alwi menceritakan pengalamannya itu saat melaksanakan umroh pada 2002 bersama tokoh ulama dari Jakarta dan Surabaya. Abah datang ke kediaman Sayid Muhammad al-Maliki, sedikit di luar Kota Makkah. Rombongan melaksanakan sholat Maghrib hingga Isya diselingi ratiban dan pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang sebetulnya tabu di sana.
Dan yang menarik, acara ratiban dan maulid ini dihadiri sejumlah ulama dari Afrika dan negara Asia lainnya. Setelah itu, kami bersama dengan ratusan jamaah dari mancanegara makan nasi kebuli yang dihidangkan pada nampan, seperti di Majelis Taklim Kwitang atau majelis taklim lainya.
Di sini, Abah Alwi melihat sekitar 200 pelajar dari Indonesia. Termasuk para mukimin yang telah tinggal selama puluhan tahun di Arab Saudi, menjadi warga negara kerajaan. Rupanya, Kerajaan Arab Saudi tidak menghalangi kegiatan keagamaan di Majelis Al-Maliki yang telah berlangsung sejak leluhur meski bertentangan dengan paham kerajaan.
*Tulisan ini merupakan sebagian dari tulisan Abah Alwi berjudul Ratiban dan Maulid Nabi di Arab Saudi yang terbit di Republika.co.id pada 12 Desember 2016.