Selasa 27 Oct 2020 16:24 WIB

Menkeu: Stabilitas Sistem Keuangan Topang Pemulihan Ekonomi

Aktivitas perekonomian kuartal III menunjukkan pemulihan setelah alami tekanan berat.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan, stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal ketiga tetap terjaga. Kondisi ini mampu menopang proses pemulihan ekonomi yang berangsur membaik di tengah tingginya ketidakpastian sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan, stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal ketiga tetap terjaga. Kondisi ini mampu menopang proses pemulihan ekonomi yang berangsur membaik di tengah tingginya ketidakpastian sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan, stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal ketiga tetap terjaga. Kondisi ini mampu menopang proses pemulihan ekonomi yang berangsur membaik di tengah tingginya ketidakpastian sebagai dampak dari pandemi Covid-19. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, aktivitas perekonomian kuartal ketiga telah menunjukkan adanya pemulihan sesudah mengalami tekanan sangat berat. Khususnya pada kuartal kedua, ketika dilaksanakannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di seluruh dunia. 

Baca Juga

"Saat itu, kondisi ekonomi Indonesia sama dengan banyak negara, mengalami tekanan berat. Kita lihat, kuartal ketiga sudah menunjukkan pemulihan secara berangsur," ujarnya dalam Konferensi Pers KSSK secara virtual, Selasa (27/10). 

Sri menjelaskan, perkembangan itu sejalan dengan revisi proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. Semula, IMF memperkirakan global tumbuh negatif 5,2 persen, yang kemudian direvisi menjadi minus 4,4 persen.

Revisi tersebut, kata Sri, terutama ditopang oleh pemulihan aktivitas ekonomi di negara maju pada kuartal ketiga 2020. Selain itu, adanya peningkatan mobilitas global, setelah dilakukan pelonggaran pembatasan sosial. 

Perekonomian domestik juga menunjukkan perbaikan setelah mengalami tekanan pada kuartal kedua 2020 yang menyebabkan kontraksi hingga 5,32 persen. Sri mengatakan, perbaikan berangsur didorong oleh percepatan realisasi dari stimulus fiskal atau APBN dan perbaikan dari sisi ekspor. 

Sri mengakui, investasi yang juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi masih mengalami tekanan. Tapi, beberapa sektor sudah mulai menunjukkan perbaikan, termasuk di sektor bangunan. 

"Ini seiring dengan berlanjutnya berbagai proyek strategis nasional yang mulai dilakukan kembali," ucapnya.

Sri memastikan, KSSK akan terus mendukung pemulihan ekonomi yang mulai berjalan dengan memobilisasi seluruh instrumen kebijakan dan aspek regulasinya. Koordinasi kebijakan dari anggota KSSK pun akan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan, baik dari sisi penawaran, maupun dari sisi permintaan dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan. 

Dari sisi fiskal, Sri menambahkan, pelaksanaan anggaran hingga akhir tahun akan terus dimaksimalkan sebagai instrumen penting untuk mendorong dan memulihkan ekonomi. Kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif juga terus ditempuh seiring dengan dukungan terhadap program relaksasi, restrukturisasi kredit perbankan maupun lembaga pembiayaan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement