REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) kembali menyinggung China dalam isu Laut Cina Selatan. Hal ini disampaikan dalam rangkaian pertemuannya ke beberapa negara Asia yang kali ini di Indonesia, Kamis (29/10) pagi. Dalam pertemuannya dengan Menlu RI Retno Marsudi, Pompeo menyindir klaim China di Laut China Selatan.
"Kami menolak klaim melanggar hukum yang dibuat oleh Partai Komunis China di Laut Cina Selatan," ujar Pompeo dalam konferensi pers bersama dengan Retno di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri RI, Kamis.
Pompeo memuji sikap tegas Indonesia untuk melindungi kedaulatan negara di perairan dekat kepulauan Natuna, di mana China mengeklaim sebagai wilayahnya. Ia juga memuji kepemimpinan Indonesia yang dengan berani membawa isu mengenai Laut China Selatan di ASEAN dan PBB.
Menurut Pompeo, tindakan Indonesia itu merupakan tujuan yang pantas dilakukan dalam wadah multilateral. Pemerintahan Donald Trump pun sangat mendukung hal ini.
"Demikian salah satu contoh umum yang baik dengan tindakan tegas pengamanan terhadap kedaulatan maritim di sekitar Kepulauan Natuna. Saya berharap dapat bekerja sama dalam cara baru untuk memastikan keamanan maritim untuk melindungi beberapa rute perdagangan tersibuk di dunia," ujar Pompeo.
Menlu Retno mengatakan Laut Cina Selatan memang harus dijaga sebagai laut yang stabil dan damai. Indonesia mengikuti hukum internasional khususnya UNCLOS 1982, yang harus dihormati dan dilaksanakan.
"Karena itu, setiap klaim harus didasarkan pada pengakuan universal atas prinsip hukum internasional termasuk UNCLOS 1982," ujar Retno.
Setelah bertemu Menlu Retno, Pompeo akan menemui Presiden RI Joko Widodo dan para pebisnis AS di Indonesia. Selain itu, Pompeo juga akan menemui Gerakan Pemuda Ansor.
Sebelumnya, Pompeo telah mengunjungi India, Sri Lanka, dan Maladewa. Setelah ke Indonesia, Pompeo akan mengunjungi Vietnam.