REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Seniman Sudan Kamala Ibrahim Ishaq telah menolak Medali Seni dan Sastra Republik Prancis. Penolakan ini dengan alasan karena munculnya karikatur Nabi Muhammad yang dinilai menghina bagi Muslim.
Kantor Berita Sudan SUNA, melaporkan, sikap Kamal tersebut berangkat pula dari pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Karikatur Nabi Muhammad tersebut dinilai dapat terus muncul karena sikap pemimpin Prancis yang membela.
SUNA melaporkan bahwa Kamala dianugerahi Ordo Republik Prancis di Khartoum pada 2 November di Institut Kebudayaan Prancis di Khartoum. "Pendirian Kamala Ibrahim adalah tanggapan atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron," tulis SUNA.
Kamal menyatakan bahwa dia memberi tahu atase budaya kedutaan besar Prancis di Khartoum dan manajemen Institut Kebudayaan Prancis. "Dan mereka menyatakan kesedihan dan penyesalan atas posisi saya menolak penghargaan," ujarnya.
Kamala adalah salah satu seniman plastik Sudan yang paling terkemuka. Dia lahir tahun 1939, belajar di College of Fine Arts di Khartoum dan menyelesaikan studi pascasarjana di Royal College di London. Dia memenangkan Penghargaan Klaus (Belanda) pada 2019.
BACA JUGA: Charlie Hebdo Sangat Bangga Hina dan Olok-Olok Islam, Ada Masalah Apa Sebenarnya?