REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kepala Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci, Syekh Abdurrahman As-Sudais mengatakan Islam bersih dari label tuduhan terorisme.
"Karena Islam adalah agama toleransi, kasih sayang dan merapatkan antara satu sama lain," ujar Sheikh Sudais dalam mimbar Jumat (30/10), Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi.
Tidak ada pada Islam, lanjut dia, tindakan terorisme atau radikalisme atau sabotase atau ejekan atau olokan atau membedakan antara nabi-nabi dan rasul-rasul Allah SWT.
Syekh Sudais juga menyerukan agar menahan emosi, provokasi, maupun berbagai aksi serta tindakan. Tindakan lalim tersebut tidak akan dapat menyentuh sedikit pun kedudukan para nabi dan risalah. "Allah berfirman dalam surat al-Maidah ayat 67, dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia.)," ujar Syekh Sudais.
Presiden Macron pada 2 Oktober 2020 menyampaikan pidato di hadapan anggota dewan, kepala daerah, dan perwakilan kelompok masyarakat sipil, terkait pentingnya mempertahankan nilai-nilai mendasar di Prancis. Dia turut menyampaikan beberapa pernyataan terkait Islam dan radikalisme.
Berselang beberapa pekan kemudian dan setelah kematian Samuel Paty, seorang guru di Prancis, Presiden Macron kembali menegaskan pemerintah bersama rakyat Prancis akan terus mempertahankan nilai-nilai kebebasan yang jadi dasar terbentuknya republik.
Lewat pidatonya yang disampaikan di Les Mureaux, Macron menyebut ancaman masyarakat Prancis adalah “Islam separatis”.
Istilah itu, menurut Macron, merujuk pada sekelompok penganut Islam ekstremis/fanatik yang “melenceng” dari nilai-nilai republik.