jatimnow.com - Salah satu tradisi Suku Osing Banyuwangi yang sampai saat ini masih terawat yaitu Madyang Byareng atau makan bersama. Madyang Byareng biasa melibatkan kerabat hingga teman.
Biasanya, Madyang Byareng itu diselenggarakan setelah masa panen datang. Warga mengundang tetangga hingga teman dari luar desa untuk makan bersama.
Salah satu budayawan, Sanusi (65) menceritakan, bila masa panen tiba dengan rezeki yang melimpah, orang Suku Osing lebih sering melakukan Madyang Byareng dan berdoa.
"Mereka membuat tumpeng untuk dimakan bersama, baik dengan tetangga, kerabat maupun teman dari luar desa," terang Sanusi, Sabtu (31/10/2020).
Sanusi menambahkan, tumpeng yang disuguhkan berlauk pecel pitik (ayam) dan serakat. Serakat yaitu dedaunan, seperti kangkung, genjer, sawi, pakis dan daun lainnya yang bisa dimakan.
"Kata serakat sendiri adalah serah tirakat ambi hang gawe orip," tambahnya.
Tradisi ini kerap dijumpai di pemukiman-pemukiman Suku Osing.
Menurut Sanusi, Suku Osing kehidupannya berkelompok biasanya sekampung atau sedusun. Namun di Banyuwangi terdapat banyak suku. Sehingga Bumi Blambangan ini sering disebut Taman Sari Nusantoro, karena banyaknya suku dan budaya yang ada.
"Di tanah Blambangan ini banyak kita temui Suku Osing, Bali, Madura, Baduwi, Bugis, Asmat, Jawa masih banyak yang lainnya," tegasnya.