Ahad 01 Nov 2020 01:05 WIB

Militer Israel Temukan Terowongan dengan Sensor Bawah Tanah

Terowongan tersebut berada di seberang kota Palestina Khan Yunis

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nidia Zuraya
Terowongan Jalur Gaza
Terowongan Jalur Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel mengekspos sebuah terowongan yang sedang dibangun dari Jalur Gaza ke wilayah Israel pada 20 Oktober lalu. Terowongan ini dilengkapi deteksi Penghalang Beton Sensorik Pasukan Pertahanan Israel yang berbasis di sepanjang perbatasan.

"Penemuan terowongan pekan lalu merupakan pencapaian besar bagi negara Israel dan Angkatan Darat," kata Mayor Amir, dilansir di Defense News, Sabtu (31/10).

Baca Juga

Terowongan itu sangat mengesankan dan berhasil menghentikan musuh untuk maju. Letaknya di Israel, di seberang kota Palestina Khan Yunis.

Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), meski terowongan itu menembus perbatasan Israel, terowongan itu tidak melewati Penghalang Beton Sensorik dan tidak ada ancaman terhadap Israel di dekatnya.

"Penghalang Beton Sensorik yang dibangun selama beberapa tahun terakhir dan akan segera selesai, memberikan indikasi yang diperlukan bagi pasukan teknik IDF untuk menemukan terowongan teror ofensif," kata IDF.

Pemerintah Israel melaporkan mereka akan mengumpulkan informasi tentang terowongan melalui evaluasi teknis. Pemerintah belum merilis banyak detail tentang bagaimana terowongan itu dibangun. Termasuk keputusan tentang bagaimana menetralkan atau menghancurkannya juga belum dirilis .

Wilayah Gaza telah dihiasi dengan terowongan selama bertahun-tahun, beberapa di antaranya digunakan untuk penyelundupkan barang dari Mesir dan lainnya. Pemerintah Israel menganggap kelompok militan Hamas bertanggung jawab atas aktivitas di Gaza.

Ancaman terowongan memuncak selama perang Israel-Hamas pada 2014 silam ketika 32 terowongan, 14 di antaranya menembus wilayah Israel ditemukan. Israel mulai mengerjakan penghalang anti-terowongan setelah konflik dan AS telah mendukung upaya Israel hingga 120 juta dolar AS sejak 2016.

Israel telah menggunakan kombinasi teknologi baru serta metode intelijen dan pengawasan untuk mengidentifikasi dan menghancurkan hingga 20 terowongan sejak 2014. Selain itu, Israel juga membangun penghalang multilayer di sekitar wilayahnya dengan bagian ketiganya diluncurkan pada Februari 2019.

Bagian bawah tanah diperkirakan menghabiskan 833 juta dolar AS pada 2018 yang dilaporkan mencapai puluhan meter ke tanah. Meskipun hari ini Israel tidak merilis secara spesifik tentang versi terakhir dari sistem sensor penghalang bawah tanah. Sistem sensor penghalang bawah tanah diperkirakan akan selesai pada Maret 2021 akan membentang sekitar 40 mil di sekitar jalur.

Amir, yang memimpin unit teknik di wilayah selatan Israel tempat Jalur Gaza berada membandingkan perjuangan melawan ancaman terowongan dengan permainan catur. Unitnya bertanggung jawab untuk mengembangkan solusi terhadap ancaman dan menemukan serta mengadaptasi sarana teknologi untuk mengelola operasi di lapangan.

Dia mengatakan kepada Defense News, Sabtu (31/10), penghalang pelindung bekerja dengan cepat dan akurat. Dalam perbandingan permainan catur ini, Hamas selalu mencoba mencari cara untuk mengatasi berbagai lapisan keamanan Israel yang mencakup sensor elektro-optik, UAV, dan penghalang maritim.

Amir memiliki pengalaman melawan ancaman terowongan sejak perang 2014 dan mengatakan dia telah menyaksikan kemajuan teknologi Israel. Namun, sebagian besar spesifikasi dari kemajuan ini, seperti sensor mana yang berada di penghalang merupakan rahasia yang dijaga ketat.

Petugas IDF mengatakan timnya senang dengan pencapaian tersebut. “Pasukan dan kekuatan teknik kami sangat yakin dengan kemampuan mereka. Setiap keberhasilan operasional memerlukan kegembiraan besar sehingga kami dapat menggagalkan sesuatu yang sangat besar dan menjaga keamanan penduduk,” kata dia.

Namun, kemungkinan besar Hamas akan beradaptasi dan mencoba cara lain. “Musuh akan selalu berusaha mengubah dirinya sendiri dan menginvestasikan upaya yang lebih besar dan memikirkan cara lain. Tentu saja teknologi dan hambatan dari penghalang adalah tantangan yang sangat besar dan penghalang tersebut sangat menurunkan risiko,” ujar dia.

Pengalaman Israel dengan pembatas tersebut dapat membantu mengatasi ancaman lain dan berpotensi di perbatasan lain. Setiap daerah di dekat perbatasan Israel itu unik dan telah dipasang sensor serta teknologi yang dikombinasikan dengan metode pengumpulan intelijen untuk memberikan gambaran lengkap di sekitar Jalur Gaza.

Amir mengatakan, setelah pembatas selesai pada Maret, IDF akan berkonsentrasi pada langkah berikutnya, yakni mempersiapkan ancaman baru yang belum datang. Israel telah menghadapi ancaman balon pembakar dan telah menggunakan laser untuk melawan balon dalam beberapa kasus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement