Senin 02 Nov 2020 18:12 WIB

'Sumpah Pemuda Harus Jadi Momentum Amalkan Nilai Kebangsaan'

Kesadaran kebangsaan itu tidak boleh hilang dalam jati diri para pemimpin bangsa.

Red: Fernan Rahadi
sumpah pemuda
sumpah pemuda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah 92 Tahun yang lalu, tepatnya di bulan Oktober 1982 generasi muda terbaik bangsa ini mengikrarkan diri tentang satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yang kemudian dikenal dengan Sumpah Pemuda. Jika kesadaran kebangsaan ini masih kokoh, bangsa ini tidak akan pernah merasa silau dengan ideologi impor yang kerap meracuni generasi muda kita.

Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Prof Faisal Abdullah mengatakan bahwa peringatan hari Sumpah Pemuda harus dijadikan momentum untuk mengajak masyarakat Indonesia khususnya pemuda-pemudi Indonesia untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan dan persatuan dalam menangkal masuknya ideologi radikal.

"Di mana seharusnya ide itu tidak berdasarkan suatu keagamaan, suku, ras maupun bahasa  tertentu,  tetapi membawa ideologi yang majemuk baik dari berbagai agama, suku, ras dan bahasa yang kedepannya itulah yang bisa melahirkan suatu ideologi yang bernama Pancasila hingga saat ini. Di mana bangsa ini tetap kokoh dalam menjaga persatuan dan nilai-nilai kebangsaan," ujar Prof Faisal di Jakarta, Senin (2/11).

Faisal menuturkan bahwa itulah yang seharusnya dilakukan oleh para tokoh bangsa, tokoh masyarakat maupun  oleh para pemuda-pemudi itu sendiri saat ini. Jadi kesadaran kebangsaan itu tidak boleh hilang dalam jati diri para pemimpin bangsa dan pemuda itu sendiri. Karena menurutnya tumbuhnya kesadaran kebangsaan itu bukanlah suatu hadiah.