REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan pembicaraan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas melalui sambungan telepon pada Senin (2/11) malam waktu setempat. Dalam kesempatan itu, Macron menegaskan dukungan terhadap upaya pantang menyerah Presiden Mahmoud Abbas Prancis untuk perdamaian di Timur Tengah.
Macron ingin perdamaian di Timur Tengah berdasarkan solusi kedua negara sesuai hukum internasional. Prancis pun siap melanjutkan usahanya mencapai tujuan tersebut, sebagaimana dilansir di kantor berita Palestina, Wafa, Selasa (3/11).
Presiden Abbas menegaskan kembali seruannya untuk mengadakan konferensi perdamaian internasional. Abbas juga menyatakan kesiapannya menghadapi perundingan berdasarkan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di bawah naungan Kuartet Internasional.
Selama percakapan telepon itu, Presiden Abbas juga menekankan perlunya setiap orang menghormati agama dan simbol agama dan tidak membiarkan apa pun yang menyinggung Nabi Muhammad SAW dan semua nabi serta agama. Abbas pun mengutuk semua orang yang melakukannya.
Dalam kesempatan itu, Abbas juga menekankan penolakannya terhadap ekstremisme, kekerasan dan terorisme, dari mana pun asalnya dan dalam bentuk apa pun. Di sisi lain, Macron menyampaikan rasa hormatnya terhadap Islam dan dunia Islam.
Macron menekankan dia tidak bermaksud menyinggung Islam dan Muslim. Menurut dia, terorisme dan ekstremisme merupakan satu sisi, sedangkan Islam dan dunia Islam adalah sisi yang lain. Presiden Abbas menguatkan penjelasan yang disebutkan oleh Presiden Macron.