Selasa 03 Nov 2020 16:14 WIB

Taylor Swift Berencana Rekam Ulang Lima Albumnya

Swift merekam ulang album terkait kontrak dengan labelnya sudah habis bulan ini.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nora Azizah
Beberapa waktu lalu, Taylor Swift sempat mengindikasikan untuk mencetak kembali lima album pertamanya (Foto: Taylor Swift)
Foto: EPA
Beberapa waktu lalu, Taylor Swift sempat mengindikasikan untuk mencetak kembali lima album pertamanya (Foto: Taylor Swift)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, Taylor Swift sempat mengindikasikan untuk mencetak kembali lima album pertamanya. Langkah itu ia pertimbangkan mengingat kontraknya dengan label Big Machine Records akan habis November ini. Terlebih, ketika pengusaha asal Amerika Serikat Scott, Samuel "Scooter" Braun, juga membeli label tersebut pada Juli 2019 lalu.

"Kontrak saya mengatakan bahwa mulai November 2020, jadi tahun depan, saya bisa merekam kembali album satu sampai lima," kata Swift pada Good Morning America tahun lalu mengutip vanity fair, Selasa (3/11).

Baca Juga

Swift mengaku senang dengan habisnya masa kontrak itu. Pasalnya, seniman menurut dia, berhak untuk memiliki karyanya sendiri.

"Saya hanya bersemangat soal itu,’’ katanya.

Wacana cetak ulang tersebut juga diketahui sebagai keberatan Swift atas Braun dan Big Machine. Khususnya mengenai legalitas industri musik dan rekaman master dari enam albumnya yang dirilis dengan Big Machine sejak 2006 lalu.

Pada awalnya, komentar Swift mengenai itu dimulai saat ia menulis di Tumblrnya. Dalam tulisan itu, dia menyebut selama masih bergabung dengan label itu, yang bisa dipikirkannya adalah penindasan manipulatif dari Braun selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya Braun merespon hal itu beberapa bulan kemudian di Instagramnya.

"Sejujurnya saya terkejut dan kecewa mendengar bahwa kehadiran saya dalam kesepakatan Big Machine membuat Anda sangat kesakitan karena beberapa kali kita benar-benar bertemu, saya selalu mengingat mereka. jadilah menyenangkan dan penuh hormat.’’ ungkap Braun.

Swift sendiri belum lama ini mempertimbangkan rencana perekaman ulang itu. Walaupun sebagian besar wawancara serta media sosialnya akhir-akhir ini berfokus pada upaya mendukung Joe Biden serta Kamala Harris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement